Rabu, 04 September 2013

Mountenerring (ilmu hidup di gunung)

Mendaki gunung adalah suatu kegiatan keras, berbahaya, penuh petualangan, membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan, dan daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan yang seakan hendak mengungguli, merupakan daya tarik dari kegiatan ini.
Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah menguji kemampuan dirinya untuk bersekutu dengan alam yang keras, keberhasilan suatu pendakian yang sukar dan sulit berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan dirinya sendiri.

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN KEGIATAN MOUNTAINEERING
- Mountain = Gunung
- Mountaineer = Orang yang berkegiatan di gunung
- Mountaineering = Segala sesuatu yang berkaitan dengan gunung atau dalam arti yang luas berarti suatu perjalanan yang meliputi mulai dari hill walking sampai pendakian ke puncak-puncak gunung yang sulit
Banyak alasan orang melakukan kegiatan mountaineering namun pada dasarnya keitan itu dilakukan untuk :
1. Mata pencaharian
2. Adat Istiadat
3. Agama /Kepercayaan
4. Ilmu Pengetahuan
5. Petualangan
6. Olahraga
7. Rekreasi

B. TERMONOLOGI GUNUNG
a) Gunung : Suatu puncak ketinggian dari atas permukaan laut dan dataran di sekelilingnya.
b) Pegunungan : Barisan/sekumpulan gunung yang saling berdekatan.
c) Bukit : Gunung Yang ketinggianya tidak lebih dari 600 mdpl
d) Perbukitan : Barisan/sekumpulan bukit yang saling berdekatan.
e) Tebing : Lereng pada dinding gunung yang terjal
f) Sadel : Pertemuan dua titik pada satu punggungan
g) Pass : Celah panjang diantara dua punggungan
h) Col : Celah sempit diantara dua puncak
i) Plateau : Dataran tinggi diatas daerah ketinggian
j) Summit : Puncak

C. SEJARAH SINGKAT MOUNTAINEERING
Pendakian gunung sebenarnya telah dilakukan oleh para nenek moyang kita yang dimulai dengan bapak manuasia Nabi Adam AS yang menjelajahi bukit tursina untuk mencari cintanya Siti Hawa. Siti Hajar yang telah lintas dari bukit marwah ke bukit Safa ditemani dengan sherpa JIBRIL untuk mencari air bagi ismail yang lagi kehausan. Dan pendakian demi pendakian hingga saat ini masih terus berlangsung dan kelak (tak lama lagi ) giliran kalian untuk melanjutkan amanah menjaga kelanggengan kemanusian.

1. Hill Walking/Hiking
Hill walking atau yang lebih dikenal sebagai hiking adalah sebuah kegiatan mendaki daerah perbukitan atau menjelajah kawasan bukit yang biasanya tidak terlalu tinggi dengan derajat kemiringan rata-rata di bawah 45 derajat. Dalam hiking tidak dibutuhkan alat bantu khusus, hanya mengandalkan kedua kaki sebagai media utamanya. Tangan digunakan sesekali untuk memegang tongkat jelajah (di kepramukaan dikenal dengan nama stock atau tongkat pandu) sebagai alat bantu. Jadi hiking ini lebih simpel dan mudah untuk dilakukan.
Level berikutnya dalam mountaineering adalah scrambling. Dalam pelaksanaannya, scrambling merupakan kegiatan mendaki gunung ke wilayah-wilayah dataran tinggi pegunungan (yang lebih tinggi dari bukit) yang kemiringannya lebih ekstrim (kira-kira di atas 45 derajat). Kalau dalam hiking kaki sebagai ‘alat’ utama maka untuk scrambling selain kaki, tangan sangat dibutuhkan sebagai penyeimbang atau membantu gerakan mendaki. Karena derajat kemiringan dataran yang lumayan ekstrim, keseimbangan pendaki perlu dijaga dengan gerakan tangan yang mencari pegangan. Dalam scrambling, tali sebagai alat bantu mulai dibutuhkan untuk menjamin pergerakan naik dan keseimbangan tubuh.
Berbeda dengan hiking dan scrambling, level mountaineering yang paling ekstrim adalah climbing! Climbing mutlak memerlukan alat bantu khusus seperti karabiner, tali panjat, harness, figure of eight, sling, dan sederetan peralatan mountaineering lainnya. Kebutuhan alat bantu itu memang sesuai dengan medan jelajah climbing yang sangat ekstrim. Bayangkan saja, kegiatan climbing ini menggunakan wahana tebing batu yang kemiringannya lebih dari 80 derajat.
Peralatan dasar kegiatan alam bebas seperti ransel, vedples (botol air), sepatu gunung, pakaian gunung, tenda, misting (rantang masak outdoor), kompor lapangan, topi rimba, peta, kompas, altimeter, pisau, korek, senter, alat tulis, dan matras mutlak dibutuhkan selain alat bantu khusus mountaineering seperti tali houserlite/kernmantel, karabiner, figure of eight, sling, prusik, bolt, webbing, harness, dan alat bantu khusus lainnya yang dibutuhkan sesuai level kegiatannya.
D. Jenis Perjalanan Berdasarkan Tingkat Kesulitan Medan.
Perjalanan baik pendakian atau pemanjatan berdasarkan pada tingkat kesulitan medan yang dihadapi dapat dibagi sebagai berikut:
1. Walking : Berjalan tegak, tidak diperlukan perlengkapan kaki yang serius.
2. Hiking (hill walking) : Medan sedikit bertambah sulit sehingga dibutuhkan perlengkapan kaki yang memadai.
3. Climbing
a. Rock Climbing : Pemanjatan pada medan batu .
- Scrambling : Medan semakin curam sehingga dibutuhkan bantuan tangan untuk menjaga keseimbangan tubuh. Praktis tidak memerlukan tali ataupun perlengkapan lainnya yang khusus.
- Technical Climbing : Pemanjatan pada permukaan tebing yang sulit. Dibutuhkan teknik khusus dan bantuan peralatan. Jenis ini di bagi dua, yaitu :
Ø Free Climbing: Rute yang dilalui sulit sehingga dibutuhkan tali, alat-alat dan teknik yang khusus untuk melindungi bila terjatuh . Patut diperhatikan bahwa alat –alat disini hanya berfungsi sebagai alat- alat pengaman saja dan bukan sebagai penambah ketinggian.
Ø Artificial Climbing: Tebing hanya memberikan celah yang sangat tipis atau bahkan tidak ada sehingga penggunaan tangan dan kaki saja adalah mustahil. Untuk itu pendakian jenis ini sepenuhnya tergantung kepada perealatan yang juga dipergunakan secara langsung untuk menambah ketinggian . Dapat dikatakan ketinggian kita dapat terus bertambah hanya semata-mata karena bantuan alat-alat seperti tangga tali dfan sebagainya.

b. Snow/Ice Climbing : Pemanjatan pada medan es dan salju

4. Expedition : Kegiatan pendakian yang membutuhkan berbagai pengetahuan dan membutuhkan waktu yang lama serta memerlukan pengorganisasian tertentu dengan berbagai variasi medan yang harus dilalui

E. Sistem/Teknik pendakian
Tidak semua medan yang dilalui untuk menuju puncak itu seragam sehingga ada beberapa sistem/teknik yang dilakukan untuk menuju puncak yang harus disesuaikan dengan karakter medan. Pada beberapa pendakian kita kenal ada tiga buah sistem/teknik pendakian yaitu :
1. Alpin Taktik : sistem pendakian ini biasa dilakukan pada medan yang jaraknya tidak terlalu jauh, dan tidak kembali lagi ke base camp serta seluruh tim pendaki harus dapat mencapi puncak (taktik ini berkembang di pegunungan alpen yang karakternya sangat sesuai dengan taktik ini)
2. Himalayan taktik : Sistem pendakian ini biasa dilakukan pada medan yang jaraknya cukup jauh sehingga untuk menuju puncak ada beberapa base camp yang didirikan guna melakukan sistem drop barang, pada taktik ini tidak semua anggota tim harus mencapai puncak (taktik ini berkembang di pegunungan himalaya yang karakternya sangat sesuai dengantaktik ini)
3. Siege taktik : Gabungan antara Alpin Taktik dan Himalayan taktik.

F. PERSIAPAN DALAM SEBUAH PERJALANAN
1. Dapat berpikir secara logis.
Ini adalah elemen yang terpenting dalam membuat keputusan selama pendakian, dimana cara berpikir seperti ini lebih banyak mempertimbangkan faktor safety atau keselamatannya.
2. Memiliki pengetahuan dan keterampilan. Meliputi pengetahuan tentang medan ( navigasi darat) ,cuaca dan teknik pendakian , pengetahuan tentang alat pendakian atau pemanjatan dan sebagainya.
3. Dapat mengkoordinir tubuh kita.
a. koordinasi antara otak dengan anggota tubuh.
- Haruslah terdapat keseimbangan antara apa yang dipikirkan di
Otak dan apa yang sanggup dilakukan oleh tubuh.
- Keseimbangan antara emosi dan kemampuan diri.
- Ketenangan dalam melakukan tindakan .
b. koordinasi antar anggota tubuh.
Ialah keseimbangan dan irama anggota tubuh itu sendiri dalam membuat gerakan-gerakan atau langkah- langkah ketika berjalan atau diam
4. kondisi fisik yang memadai.
Ini dapat dimengerti karena mendaki gunung termasuk dalam olahraga yang cukup berat . Seringkali berhasil tidaknya suatu pendakian / pemanjatan bergantung pada kekuatan fisik. Untuk mempunyai kondisi fisik yang baik dan selalu siap maka jalan satu-satunya haruslah berlatih.
5. Berdoa

G. PERENCANAAN PERLENGKAPAN PERJALANAN
Dalam melakukan perjalanan atau petualangan di alam bebas, tentu kita perlu menyiapkan
segala sesuatu yang akan memperlancar perjalanan kita. Kesiapan fisik dan mental merupakan
modal yang paling mendasar
yang harus dimiliki seorang Mountaineer. selain itu peralatan dan perlengkapan yang layak dan lengkap adalah pendukung keberhasilan dan sekaligus sebagai tolok ukur seorang Mountaineer yang profesional. Keberhasilan suatu kegiatan di alam terbuka juga ditentukan oleh perencanaan dan perbekalan yang tepat dan efisien. Dalam merencanakan perlengkapan perjalanan terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah:
1. Mengenal jenis medan apa yang akan dihadapi nanti(hutan, rawa, tebing, semak, termasuk diantaranya kondisi sosial masyarakat setempat)
2. Menentukan tujuan perjalanan (penjelajahan / ekspedisi, latihan, penelitian, SAR, liburan, dll)
3. Mengetahui lamanya waktu yang dibutuhkan selama perjalanan (sehari, 3 hari, seminggu, sebulan, dsb)
4. Mengetahui keterbatasan kemampuan fisik untuk membawa beban (beratnya tidak melebihi sepertiga berat badan (15-20 kg), walaupun ada yang mempunyai kemampuan mengangkat beban sampai 30 kg.)
5. Memperhatikan dan menyiapkan hal-hal khusus yang mungkin dibutuhkan dalam perjalanan (misalnya : vitamin, obat-obatan tertentu, peta, dll)

Setelah mengetahui hal-hal tersebut, maka kita dapat menyiapkan perlengkapan dan perbekalan
yang sesuai dan selengkap mungkin dan juga buatkan daftar barang yang harus dibawa lakukan pengecekan sebelum dan sesudah perjalanan.
Berikut ini adalah peralatan dan perlengkapan yang harus disiapkan seorang mountaineer.

#. Perlengkapan Perorangan:
1. Carrier / Ransel / day-pack (sebelum barang dimasukkan, biasakan bungkus barang-barang
dengan kantong plastik untuk menghindari hujan)
2. Matras
3. Rain coat / ponco
4. Sleeping Bag dan perlengkapan tidur
5. Perlengkapan makan & minun
6. Baju hangat / jaket + baju ganti (cadangan)
7. Sepatu gunung + kaos kaki cadangan
8. Senter (Baterai + bohlam cadangan)
9. Kupluk + topi rimba, sarung tangan, peluit
10. Obat-obatan pribadi
11. peralalatan navigasi (Kompas,dll), webbing, tali dll
12. Logistik
13. Lilin dan lampu senter
14. Pisau serba-guna / Victorinox
15. perlengkapan mandi

#. Perlengkapan Team :
1. Tenda
2. Peralatan masak
3. P3K
4. Trash Bag
5. Golok Tebas

Kelompokan barang-barang yang sejenis (pakaian, makanan, keperluan mandi, dan obat-obatan) dalam satu kantong.
Yang paling dasar adalah pakaian, kemudian keperluan mandi, dan yang paling atas adalah makanan dan obat-obatan.

H. Pengelompokan Bahaya di Hutan dan Gunung
Bila kita kelompokan bahaya di hutan dan gunung dapat kita simpulkan sebagai berikut :
1. Bahaya Obyektif : Segala bentuk bahaya atau potensi bahaya yang ditimbulkan oleh objek hutan dan gunung itu sendiri dan segala sesuatu yang berada dilingkungannya
2. Bahaya Subyektif : Segala bentuk bahaya dan atau potensi bahaya yang diawali atau ditimbulkan oleh pelaku dalam segala bentuk perilaku, tindakan dan pengambilan keputusan baik sebelum ataupun saat ia berkegiatan di hutan dan gunung.
3. Nasib Buruk dan Nasib Baik : segala bentuk bahaya dan atau potensi bahaya yang pada dasarnya diluar perhitungan ataupun pertimbangan pelakunya, dan bersifat sama sekali tidak terduga. Umumnya sangat jarang terjadi. Nasib Buruk akan langsung dirasakan oleh pelaku sebagai potensi bahaya ataupun bahaya. Nasib Baik bila tidak secara bijak diterima sebagai sebentuk pengalaman tentang keberuntungan, dapat menjadi sebentuk sikap berfikir yang dapat menjadi potensi dan atau bahaya disaat mendatang.
1. Bahaya Objectif
a) Kondisi Bentuk Permukaan Bumi (Terrain);
Apakah Terrain berpemukaan: datar, curam, patahan-patahan, tonjolan-tonjolan dan gabungan dari beberapa bentuk. Masing-massing memiliki bahaya sendiri-sendiri. Apakah kondisi permukaan itu terbentuk oleh tanah padat, gembur, berair, becek, rawa, sungai, pasir, kerikil bulat, krikil tajam, batuan lepas, batuan padat dan serterusnya. Masing- masing juga memeiliki sifat-sifat tersendiri yang tentunya memeiliki potensi-potensi bahaya.
b) Bentuk-bentuk Kehidupan (living Form);
• Kehidupan Binatang: Mulai kehidupan Micro organisme yang sederhana hingga binatang-binatang besar dapat menjadi potensi bahaya. Secara umum potensi itu adalah :
- Dapat menimbulkan penyakit.
- Dapat menularkan penyakit.
- Beracun bila menyengat, bersentuhan atau menggigit.
- Beracun bila dimakan.
- Karena ukurannya besar dapat berbahaya bila menyerang.
- Binatang besar pemangsa.
- Minimbulkan/mengeluarkan zat-zat kimia yang membuat sangat tidak nyaman.
• Tumbuh-tumbuhan
Potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh tumbuhan adalah : ‘
- Kerapatan tumbuhan dapat menghambat dan mencederai kita dalam pergerakan.
- Kerapatan tumbuhan dapat menghambat jarak dan keleluasaan pandangan (visibility) sehingga menyulitkan orientasi.
- Mempunyai duri-duri atau getah beracun yang dapat mencederai kita.
- Mengandung racun bila dimakan.
Tetapi harus dicatat, dalam situasi survival ada tidaknya binatang dan tumbuhan yang dapat kita manfaatkan juga merupakan problem bagi kita untuk sumber makakan, shelter, bahan bakar, perlengkapan pengganti dll.
c) Iklim dan Cuaca
Iklim yang merupakan gambaran umum musim-musim yang terjadi disuatu daerah tertentu dalam periode waktu satu tahun mungkin lebih mudah doiperkirakan. Tetapi cuaca yang berkaitan dengan: temperatur, kelembaban dan pergeerakan udara akan lebih sulit diperkirakan. Ketiga hal itu sangat berkaitan dengan kemampuan tubuh kita yang mempunyai keterbatasan untuk dapat berfungsi normal. Hal-hal yang dapat menjadi potensi bahaya dari kondisi cuaca adalah :
• Temprertur Tinggi, yang berkaitan debngan terik matahari dapat menyebabkan Heatstroke dan Sunstroke.
• Temperature rendah, basah, angin, dan kombinasinya dapat menyebabkan Hypotermia.
• Basah terus-menerus dapat menyebabkan bagian telapak kaki mengalami Water immersion foot (seperti kena kutu air). Akan mudah lecet dan peluang terinfeksi menjadi lebih besar.
• Potensi-potensi bahaya lain yang diakibatkan oleh cuaca misal: angin yang sangat besar dapat mematahkan batang2 pohon besar yang bisa mencederai kita, curah hujan yang tinggi dapat menghambat pergerakan dan jarak pandang. Curah hujan yang sangat extreme mempunyai potensi bahaya tersendiri. Demikian juga kekeringan yang extreme
d) Ketinggian
Tinggi rendahnya suatu tempat dari atas permukaan laut, akan berkaitan dengan besarnya tekanan udara di tempat itu. Disekitar ketinggian sejajar dengan permukaan laut tekanan udara besarnya kurang lebih 1 Atmosfir (atm), pada 500 Meter Diatas Permukaan Laut (mdpl) tekanan udaranya hanya kurang lebih 50%nya. Besarnya tekanan disebabkan massa udara yang lebih besar. Dengan kata lain materi yang membentuk udara lebih banyak. Makin kecil tekanannya, makin sedikit materi yang membentuknya. Oksigen yang kita butuhkan ada kurang lebih 20% dari materi yang membentuk udara. Dengan demikian makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut makin sedikit jumlah oksigen dari setiap liter yang terhisap paru-paru kita. Tubuh kita membutuhkan waktu untuk beraklimatisasi dengan kondisi ini. Kurangnya waktu aklimatisasi dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan tubuh kita, yaitu apa yang disebut Mountain Sickness, yang bila berlanjut dari kondisi Hypoxia dapat berkembang menjadi Pulmonaryedema dan atau Cerebraledema. Bahkan diatas ketinggian yang berkisar mulai diatas 5000 mdpl, tubuh kita tidak mampu beraklimatisasi secara permanaen. Hanya dalam batasan waktu tertentu tubuh kita dapat bertahan. Daerah diatas ketinggian itu sering juga disebut “Death Zone” dimana tidak ada makhluk hidup yang dapat beraklimatisasi permanent disana. (Can u follow it…?)
e) Besaran Jarak dan Waktu
Besarnya jarak biasanya berkaitan dengan lamanya waktu tempuh, walau tingkat kesulitan medan (berkaitan dengankondisi Terrain, Living Form, Iklim dan cuaca, ketinggian) ikut berpengaruh. Secara sederhana dapat dilihat bahwa makin besar jarak dan waktu makin rumit rencana perjalan yang harus kita buat. Banyak masalah- masalah yang harus kita pertimbangkan seperti misalnya : masalah perbekalan, navigasi, kesehatan, shelter, peralatan, tekanan- tekanan/stress (fisik dan psikis) yang mungkin dialami dst. Makin rumit rencana perjalanan yang harus kita pertimbangkan, ada kemungkinan makin besar faktor-faktor kesalahan yang terjadi. Faktor- faktor kesalahan yang ini dapat berkembang pada pelaksanaanya menjadi potensi bahaya.
f) Kondisi Akibat/Pengaruh
Yang dimaksud dengan kondisi akibat atau pengaruh adalah suatu kondisi yang pada umumnya/biasanya tidak merupakan potensi bahaya, tetapi akibat pengaruh tertentu menjadikannya sebagai potensi atau bahaya. Beberapa contoh misalnya :
- Adanya bangkai binatang besar diatas aliran sungai yang sangat jernih dihutan atau digunung yang kita gunakan sebagai sumber air.
- Adanya ganggang beracun pada genangan air tetrentu yang kita anggap sebagai sumber air yang baik.
- Munculnya gas beracun di wilayah gunung berapi dimana biasanya wilayah tersebut aman. Hal ini mungkin akibat aktivitas gunung berapi beraktivitas diluar normalnya.
- Jenis-jenis ikan tertentu yang biasanya tidak beracun menjadi ikan beracun bila dikonsumsi akibat adanya kandungan mineral tertentu atau micro organisme tertentu diperairan habitatnya.
- Dan contoh lainnya.
g) Kondisi Sosial Budaya
“Lain padang lain belalangnya, lain lubuk lain pula ikannya”, demikian kata peribahasa. Setiap daerah memang memiliki adat-istiadat tersendiri. Kesalahan kita dalam menghargai adat istiadat setempat dapat menimbulkan kesalahpahaman. Rasa tidak suka, penolakan terhadap kehadiran kita akan menimbulkan ketidaknyamanan dan atau rasa tidak aman pada diri kita. Hal ini bila berlanjut dapat menjadi potensi bahaya yang tidak jarang pula menjadi bahaya. Tidak jarang pula masyarakat pedalaman yang akan merasa tidak aman bila wilayahnya dimasuki orang asing. Bagi kita sikap mereka sering kita anggap agresif, yang sesungguhnya itu adalah manifestasi dari rasa tidak aman itu. Pendekatan yang cermat perlu kita lakukan agar situasi itu tidak menjadi potensi bahaya.
2. Bahaya Subjektif
a. Kondisi Kebugaran (fitness)
Subject : Berkegiatan di alam terbuka dalam tingkatan tertentu menuntut kebugaran tubuh pelakunya. Tidak saja sitem peredaran darahnya (cardios culary), metabolisme tubuh, kekuatan otot-ototnya, tetapi juga daya pertahanan tubuhnya terhadap perubahan-perubahan cuaca (berkaitan dengan temperatur, kebasahan angin). Sering juga berkegiatan di gunung dan hutan mengharuskan kita melakukan irama dan siklus kehidupan yang tidak teratur. Atau setidaknya tidak sebagaimana pada kehidupan kita sehari-hari. Situasi dan kondisi ini dapat menjadi potensi bahaya apabila kebugaran tubuh pelaku tidak dapat memenuhi sebagaimana yang dituntut kegiatan itu.
b. Kondisi Kemampuan Tekhnis (Technical Skills)
Subyek : Sebentuk pengetahuan dan keterampilan tekhnis tentu saja dituntut dalam berkegiatan di gunung dan hutan. Keterampilan untuk dapat bergerak dengan efisien serta efektif, mengontrol keseimbangan dan irama gerak tubuh serta beristirahat secara efektif tapi efisien. Hal ini juga harus ditunjang dengan pengetahuah apa saja, peralatan pembantu yang dibutuhkan secara tepat, serta penggunaanya secara benar untuk membantunya bergerak atau beristirahat. Pengetahuan dan keterampilan menjaga kesehatan, kebugaran tubuh dan bagaimana mengatasi bila tergangu juga dituntut. Tidak mendukungnya kemampuan tekhnis pelaku, akan menjadi sebentuk potensi bahaya.
c. Kondisi Kemampuan Kemanusiaan (Human Skills)
Sebentuk kondisi kemampuan kemanusiaan juga dituntut dalam berkegiatan di alam bebas. Apa yang sering kita dengar sebagai mental yang kuat dan emosi yang stabil itu yang dituntut. Tetapi uraian dari mental yang kuat itu sendiri jarang kita dengar. Pengertian mental itu sendiri adalah bagaimana “sikap berfikir kita dalam mengontrol aksi gerak tubuh/tindakan kita”. Dengan kata lain bagaimana kita terhadap sebentuk situasi dan kondisi: Menilai, Menganalisa, Merasionalisasikannya, Mengambil/Menentukan keputusan, serta Melaksanakan keputusan itu. Hal-hal diatas terntu saja menuntut sebentuk perilaku positif manusia. Seperti : Leadership, Judgement, Determination, Integrity, Patience/Kecermatan, dan seterusnya untuk dapat melaksanakannya dengan baik. Emosi adalah sebentuk reaksi perasaan yang timbul bila menghadapi situasi dan kondisi tertentu. Dapat dianggap sebagai suatu kewajaran, tetapi tidak jarang sesungguhnya tidak bersifat rasional. Rasa Takut, Kesal, Kesepian, Patah Semangat, Frustasi, adalah contoh-contoh yang dapat berkembang menjadi potensi bahaya.
d. Kondisi Kemampuan Pemahaman Lingkungan (Enviromental Skills)
Pamahaman akan segala bentuk sifat dan karakter dari lingkungan gunung dan hutan dituntut bagi pelaku yang berkegiatan disana. Segala sifat dan karakter lingkungan yang dapat menjadi potensi bahaya harus bisa dinilainya; tetapi sifat dan karakter yanhg dapat dimanfaatkan harus pula dapat dipahaminya. Sifat dan karakter lingkungan itu bukan dianggap sebagai musuh, tetapi bagaimana ia harus mampu bernegosiasi dengan segala kemampuan yang dimilinya. Ketidakmampuan memahami segala karakter dan sifat lingkungan dimana ia berkegiatan akan dapat menimbulkan potensi bahaya.
3. Nasib Buruk dan Baik
Hal utama dari sikap pendekatan kita terhadap nasib baik dan buruk mungkin yang terbaik adalah sebagai berikut: Adanya nasib buruk adalah sesuatu yang tak dapat dihindari. Apabila terjadi pada kita, terimalah sebagai suatu realita bukan dengan reaksi emosi yang negatif seperti : Kesal, Menyesali, Marah dst. Hal terpenting yang harus kita lakukan adalah bagaimana kita dapat mengatasinya dengan bijak dan tepat. Mendapatkan nasib baik harus kita sadari hanya benar-benar sebuah keberuntungan. Hal ini jangan kita jadikan sandaran untuk tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan selanjutnya. Tidak rela menerima adanya nasib buruk dan tidak menyadari itu hanyalah sebuah keberuntungan, akan menjadi suatu potensi bahaya bagi kita.


PERLENGKAPAN, PERBEKALAN & PACKING UNTUK SEORANG PECINTA ALAM



I. DEFINISI

Keberhasilan suatu kegiatan di alam bebas, salah satunyaditentukan oleh perlengkapan dan perbekalan yang tepat. Sebenarnya tidak ada pengertian khusus tentang perlengkapan maupun perbekalan, tetapi hal tersebut dibedakan dari sifat dan waktu penggunaannya di lapangan. Biasanya perlengkapan merupakan

barang – barang yang dibawa dalam kegiatan alam bebas atau lapangan yang tidak habis digunakan dalam satu kali penggunaan dan dapat di digunakan kembali pada saat yang lain, karena bersifat permanen. Perlengkapan itu sendiri lebih ditekankan kepada alat Bantu atau perlengkapan kegiatan, perjananan dan lain – lain.

Sedangkan perbekalan adalah barang – barang yang dibawa dalam kegiatan alam bebas atau lapangan yang mungkin habis digunakan dalam satu kali penggunaan dan tidak dapat di digunakan kembali pada saat yang lain, karena bersifat mudah rusak atau habis setelah digunakan. Perbekalan itu sendiri lebih ditekankan kepada bahan makanan dan minuman.



II. PERENCANAAN PERLENGKAPAN DAN PERBEKALAN

Dalam merencanakannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Medan yang akan dituju (hutan, pegunungan, rawa, pantai, dsb).

2. Tujuan kegiatan (perjalanan, latihan , penelitian, kemanusiaan/SAR, dll).

3. Lama kegiatan.

4. Keterbatasan kemampuan fisik untuk membawanya (dianjurkan berat total yang dibawa

tidak melebihi 1/3 berat badan).

5. Hal-hal khusus (penyakit, obat-obatan, dsb).

Setelah mengetahui hal-hal tersebut, maka kita dapat memilih perlengkapan dan

perbekalan yang sesuai dan selengkap mungkin, namun dengan beban yang tidak melebihi

kemampuan kita untuk membawanya (maximum utility in minimum weight). Perhitungan berat

total untuk perorangan tidak boleh melebihi sepertiga berat badannya.



III. PEMBAGIAN PERLENGKAPAN DAN PERBEKALAN SERTA PACKING



A. PERLENGKAPAN

Dari kegiatan-kegiatan yang akan kita laksanakan di lapangan, kita dapat mengelompokkan perlengkapan yang dibawa menjadi:



1. Perlengkapan Dasar



a. Perlengkapan Jalan

Perlengkapan minimal yang harus dibawa saat kita melaksanakan kegiatan di alam bebas, khususnya untuk gunung dan hutan, adalah :



# Sepatu

Untuk daerah yang berbukit, gunakanlah sepatu dengan bunga sepatu yang besar (ber-radial), bagian tumitnya mempunyai tinggi ± 1,5 cm dan solnya kuat. Sepatu jangan terlalu sempit ataupun terlalu longgar, karena akan mengganggu kenyamanan dan membuat kaki cepat lelah.



# Kaus kaki

Yang perlu diperhatikan, kaus kaki ini harus dapat:

• menyerap keringat

• melindungi kulit kaki dari lecet;

• menjaga agar telapak kaki tetap dapat bernafas;

• menjaga agar kaki tetap hangat (terutama di daerah yang dingin)

Untuk keperluan tersebut, bahan kaus kaki yang terbuat dari katun atau campuran dengan wool dan bahan asintetis lainnya cukup baik digunakan. Sesuaikanlah ketebalan dan panjang kaus kaki dengan keperluan. Mungkin kita perlu memakailebih dari satu pasang kaus kaki. Yang perlu diingat adalah bahwa kaus kaki yang kita pakai harus kering, untuk itu sesuaikanlah jumlah kaus kaki yang dibawa dengan kondisi medan dan cuaca daerah tujuan. Dianjurkan untuk selalu membawa kaus kaki cadangan dalam setiap perjalanan. Untuk perjalanan lama dan menempuh daerah yang dingin, sebaiknya memakai dua lapis kaus kaki, bagian dalam memakai kaus kaki dari bahan katun dan bagian luar dari bahan wool.



#. Celana jalan

Yang perlu diperhatikan :

• kuat dan ringan;

• comfortable (praktis, lembut dan cukup longgar/tidak mengganggu gerakan kaki);

• terbuat dari bahan yang menyerap keringat;

• mudah kering dan bila basah tidak menambah berat.

Untuk keperluan tersebut, bahan celana yang terbuat dari katun cukup baik untuk dipakai, tidak terlalu tebal, tahan duri dan mudah kering. Contohnya PDL militer, celana loreng militer dan celana lapang yang terbuat dari bahan rapstock. Bahan jeans sangat tidak dianjurkan untuk dijadikan celana lapang, karena selain berat dan kaku, juga sukar kering kalau basah. Bahan jeans tersebut tidak melindungi kita dari kondisi alam sekitar (karena bukan isolator yang baik untuk cuaca).

Sesuaikanlah desain celana dengan kebutuhan. Celana tanpa kantung kurang praktis, tetapi terlalu banyak kantung pun akan merepotkan. Kantung-kantung celana sebaiknya memakai tutup yang mudah dibuka namun aman, dan kantungkantung tersebut harus mudah dijangkau. Ada baiknya juga apabila bagian-bagian tertentu dari celana diperkuat, khususnya pada bagian lutut dan pantat. Jika seringharus mengangkat lutut, sebaiknya dibuat rimpel pada jahitan celana di garis lutut, sehingga daerah lutut agak menggembung, ini berguna agar gerakan lutut lebih leluasa. Selain itu, pilihlah celana yang memiliki risluiting (agar mudah membukanya bila diperlukan) serta memiliki tempat ikat pinggang yang kuat.



#.Baju jalan

Baju jalan pada prisipnya sama saja dengan celana jalan, namun khusus kantungkantung pada baju ini, jangan sampai mengganggu jika diisi atau tertekan ransel. Untuk baju jalan ini, sebaiknya terbuat dari katun (menyerap keringat, namun dingin) atau wool (hangat, namun sulit menyerap keringat), bertangan panjang untuk menghindari duri dan bulu penggatal, sengatan matahari dan binatang berbisa. Orang sering salah kaprah, untuk perjalanan pantai memakai baju tangan pendek atau bahkan tanpa lengan. Padahal itu tidak baik, karena dapat mengakibatkan sengatan matahari secara langsung pada kulit sehingga merusaknya. Harus diingat pula, baju yang dikenakan haruslah kering, terutama jika dipakai tidur. Untuk itu sangat dianjurkan untuk membawa baju cadangan.



#. Rain coat

Karena di alam bebas sering terjadi perubahan cuaca secara tak terduga, maka pakaian yang dibawa harus sesuai dengan keadaan tersebut. Untuk itu rain coat atau jas hujan penting sekali untuk dibawa. Selain berfungsi sebagai penahan air hujan, rain coat juga dapat digunakan sebagai pakaian penahan angin.

Sebenarnya pemakaian rain coat ini tidak menjamin kita untuk tidak basah. Idealnya pemakaian rain coat ini di-back up dengan pemakaian payung atau ponco, karena pemakaian rain coat pada saat hujan deras dan lama akan mengakibatkan air hujan tersebut menembus bagian dalamnya. Kemampuan rain coat untuk menahan rembesar air sangat tergantung pada lapisan water proof-nya.

Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian rain coat ini, agar lapisan water proof-nya tetap berfungsi baik, diantaranya :

• setelah dipakai, gantungkanlah rain coat ditempat yang teduh;

• seandainya kotor dan perlu dicuci, hindari penggunaan deterjen kuat;

• hindari membersihkan dengan sikat kasar, cukup gunakan kain basah dan lembut;

• keringkanlah rain coat dengan cara diangin-angin ditempat yang teduh, jangan dijemur di terik matahari;

• berilah cairan water proof pada bagian jahitan dan bagian lain yang telah mengelupas/hilang lapisan water proof-nya.



#. Ponco

Seperti halnya rain coat, ponco berfungsi sebagai penahan air. Selain itu, digunakan sebagai perlengkapan dasar untuk membuat bivak/shelter.



#. Topi lapang

Kegunaan topi lapang ini adalah ;

• melindungi kepala dari kemungkinan cedera dan duri;

• melindungi bagian kepala dari curahan hujan, terutama kepala bagian belakang.

Topi yang dipakai haruslah kuat dan tidak mudah robek. Untuk keperluan tersebut, terutama untuk kegiatan gunung dan hutan, dianjurkan memakai topi rimba atau semacam topi jepang. Memakai topi yang terlalu lebar (topi koboi) sangat tidak dianjurkan. Selain menghalangi penglihatan dan pendengaran, juga kurang praktis karena menghalangi pergerakan. Topi jenis koboi ini, cocok kalau dipakai di padang rumput atau daerah-daerah yang tidak terlalu banyak semaknya.



#. Sarung tangan

Yang perlu diperhatikan dari sarung tangan ini, adalah :

• sebaiknya terbuat dari kulit;

• bentuknya sesuai dengan tangan;

• tidak kaku, artinya tidak menghalangi gerakan tangan.

Untuk kegiatan gunung dan hutan, kegunaannya adalah untuk melindungi tangan dari kemungkinan cedera akibat duri, bulu penggatal, binatang berbisa dan binatang kecil penggatal. Selain itu, ada baiknya juga membawa sarung tangandari wool, untuk perlindungan terhadap cuaca dingin.



#. Ikat pinggang

Pilihlah ikat pinggang yang terbuat dari bahan yang kuat; dengan kepala yang tidakterlalu besar, namun teguh. Misalnya dari kulit yang tebal namun lembut, dan dari bahan sintetis lainnya. Ikat pinggang ini selain berguna untuk menjaga agar celanatidak melorot, juga untuk meletakkan alat-alat yang perlu cepat dijangkau seperti pisau pinggang, tempat air minum, tempat alat-alat P3K, dll.



#. Ransel

Ketika kita memutuskan untuk melakukan perjalanan di alam terbuka, pastikan dahulu bahwa seluruh barang yang diperlukan akan dibawa dalam satu tempat yang kuat. Dengan ransel, berat barang yang dibawa akan terasa lebih ringan, karena beban akan dipanggul dan ditahan pundak. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan ransel ini, yaitu :

• ringan

Ransel sejauh mungkin tidak merupakan beban tambahan yang berlebihan (bayangkan bila berat ransel kosong kita sudah 5 kg), terbuat dai bahan water proof, sehingga kalau hujan tidak akan bertambahberat dan cukup melindungi isinya (walaupun tetap harus diberikan perlindungan ekstra dengan pengunaan kantung-kantung plastik terutama untuk perlengkapan-perlengkapan yang peka : pakaian tidur, alat tulis, makanan kering, dll).

• kuat

Harus mampu membawa beban dengan aman, berdaya tahan tinggi, tidak mudah robek, jahitannya

tidak mudah lepas, zippernya cukup kokoh, dsb.



• sesuai dengan kebutuhan dan keadaan medan

Ransel yang dipakai haruslah sesuai dengan keadaan medan yang dihadapi. Untuk medan gunung dan hutan, tidak dianjurkan untuk memakai ransel dengan rangka luar (external frame), karena akan menyulitkan pergerakan jika melewati semak. Ransel jenis tersebut cocok digunakan pada medan-medan datar dan terbuka (salju, padang rumput, pantai).



• comfortable

Dianjurkan agar memakai ransel yang memiliki rangka. Rangka ini perlu agarberat beban merata dan seimbang ke seluruh tubuh. Rangka ini juga membuat kenyamanan karena adanya ventilasi antara tubuh/punggung dengan ransel. Bagi ransel dengan rangka di dalam (internal frame), perlu ditambah dengan bahan yang menyerap keringat pada bagian yang bersentuhan dengan punggung. Selain rangka, bagian ransel yang perlu diperhatikan juga adalah tali penyandang ransel dan hip belt. Tali penyandang ransel haruslah kuat, cukup lebar, empuk dan mudah distel. Hip belt digunakan untuk mengatur agarransel menempel dengan baik ke tubuh, serta membantu pembagian berat beban.



• praktis

Memiliki kantung-kantung tambahan dan ada pembagi ruang, sehingga akan memudahkanmengambil barang-barang tertentu. Sekarang ini banyak sekali macam ransel dengan berbagai model, ukuran, bahan serta harga yang bervariasi. Ketelitian memilih akan banyak menentukan. Harga yang mahal belum tentu menjamin ransel yang nyaman. Untuk itu pilihlah ransel sesuai dengan kriteria di atas.

Untuk jenis perjalanan tertentu, ada baiknya kita melengkapi rasel kita dengan tas tambahan atau day pack. Day pack ini akan banyak membantu, karena memudahkan pergerakan, terutama jika perjalanan tersebut merupakan kegiatan penelitian atau sering melakukan perpindahan tempat.



#. Peralatan navigasi

Alat navigasi yang harus dibawa minimal kompas yang masih bisa digunakan, busur/protrektor dan peta daerah yang akan kita tuju. Peralatan navigasi ini merupakan peralatan sangat penting yang selalu harus dibawa.



#. Lampu senter

Lampu senter ini terutama digunakan bila kita melakukan perjalanan malam. Untuk perjalanan malam ini gunakanlah lampu senter yang memakai batrey besar (2-3 batrey), jangan yang memakai terlalu banyak batrey, karena selain ukurannya besar sehingga memakan tempat, juga karena relatif berat. Senter batrey besar ini biasanya relatif lebih tahan lama nyalanya, jika dibanding senter batrey kecil. Idealnya kita membawa dua buah lampu senter beserta batrey dan lampu cadangannya. Satu untuk keperluan jalan, satu lagi (biasanya senter kecil) untuk cadangan bila keadaan darurat,



#. Survival kit

Survival kit dapat berupa tempat khusus yang berisi korek api dalam tabung, pisau lipat, alat jahit dan benangnya, tali jerat, lilin, peluit, dan alat-alat lain yang dianggap perlu. Idealnya kotak survival kit ini terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air.



#. PP kit

Minimal berupa obat-obatan dasar, yaitu kapas, kasa steril, plester, pembalutgulung, kain segi tiga, alkohol, cairan anti septik, pelawan rasa sakit, penawarracun dan obat-obatan pribadi. Semuanya disimpan dalam satu tempat yang kuatdan kedap air, misanya tupperware.



b. Perlengkapan Tidur

Terdiri dari sleeping bag, matras, satu stel pakaian kering, kaus kaki. Semuanya harusbisa membantu kenyamanan tidur dan menahan dingin.



c. Perlengkapan Masak, Makan dan Minum

Bawalah perlengkapan masak yang praktis,ringan, kecil dan tidak memakan tempat serta

berfungsi banyak. Selain itu bawalah alat makan dan minum seperlunya. Khusus tempat makan,

usahakan berupa tupperware, karena akan dapat memberikan banyak manfaat. Juga bawalah alat

pemasak dan bahan bakar secukupnya.Sekarang ini, sudah banyak dijual perlengkapan masak, makan dan minum dalam satu set, merek trangia misalnya. Namun karena harganya masih relatif mahal, kita bisa memakai nesting atau misting yang biasa dipakai militer, serta alat-alat tambahan lainnya yang bisa dibawa dari rumah.



2. Perlengkapan Tambahan

Perlengkapan ini walaupun bukanlah hal yang teramat penting, namun ada baiknya dibawa

untuk lebih menambah kenyamanan perjalanan.



a. Putis

Putis adalah pembelat betis yang terbuat dari kain katun atau wool. Para pengembara, pejalan kaki ataupun tentara sering memakai putis untuk menjaga otot-otot betis agar tetap fit dalam perjalanan panjang.



b. Gaiters

Gaiters atau sarung anti pacet adalah semacam sarung setinggi lutut yang biasanya dibuat dari kain tipis. Bagian atas (ujungnya) bertali seperti sarung bantal. Banyak dipakai oleh pekerja kayu dan perintis jalan yang sering melewati daerah rawa atau hutan basah yang banyak pacet atau lintahnya. Sekarang ini sudah banyak gaiters yang dibuat oleh produsen perlengkapan lapang, yang terbuat bukan dari kain.



c. kelambu

Untuk perjalanan yang banyak melewati rawa, sungai atau daerah mangrove, ada baiknya jika kita membawa kelambu. Bahkan untuk daerah endemik malaria dan demam berdarah, kelambu ini merupakan perlengkapan wajib (jika kita ingin terhindar dari penyakit tersebut). Dengan kelambu ini, kita dapat beritirahat relatif nyaman tanpa

akut digigit nyamuk, agas ataupun serangga lainnya.



d. Hamok

Hamok (hammock) atau tempat tidur gantung merupakan alat tambahan lain selain kelambu yang idealnya kita bawa ke daearah rawa, sungai atau mangrove. Dengan hamok ini, kita dapat beristirahat dengan nyaman tanpa kita takut menjadi kotor atau basah. Bahkan, untuk daerah yang banyak pacetnya, hamok ini dapat memberikan rasa aman, karena bisa menghindarkan kita dari pacet ketika beristirahat.



e. Jaket

Jaket (jacket) merupakan pakaian tebal yang digunakan untuk melindungi tubuh dari angin dan udara dingin. Ada dua model jaket yang biasa dipakai di lapangan, yaitu model palca dan model anorax. Dengan kemajuan teknologi, sekarang telah dikembangkan jenis jaket yang water proof dan mampu mengatur sirkulasi udara yang ada di dalamnya, sehingga pemakainya merasa lebih

nyaman. Dengan jaket jenis ini, udara dari luar (bukan angin) dapat masuk ke dalam dan sebaliknya udara yang dari dalam bisa ke luar. Adanya sirkulasi udara tersebut, memungkinkan tubuh tetap mendapatkan udara segar, namun kehangatannya tetap dipertahankan. Jenis jaket tersebut umumnya terbuat dari bahan gore-tex.



f. Balaclava

Untuk daerah pegunungan atau daerah dingin, balaclava atau kupluk ini akan sangat bermanfaat, karena dapat melindungi muka dan telinga kita dari dingin, angin dan serangga kecil.



g. Syal

Syal, ikat leher atau kacu segi tiga banyak kegunaannya. Bisa untuk menghapus keringat, sebagai penutup kepala/telinga/leher, serta juga bisa dimanfaatkan untuk menutup dan membalut luka dalam P3K.



h. Payung

Ada baiknya bila kita membiasakan membawa payung ketika ke lapangan. Payung ini selain berguna bagi perlindungan dari hujan dan panas, juga bisa kita gunakan sebagai alat penampung air hujan bila sedang dalam kondisi survival atau sedang berada di daerah yang susah ditemui air tawar. Ketika di dalam hutan, memang kita dianjurkan untuk tidak memakai payung ketika berjalan, meskipun sedang hujan. Payung ini lebih bagus kita gunakan sebagai pelindung ketika menunggu hujan. Selain itu, payung ini pun bisa kita gunakan sebagai pelindung jemuran pada daerah yang selalu lembab atau hujan.



i. Minyak Komando

Minyak komando ini digunakan untuk menghindarkan kaki kita dari lecet (blister).

Caranya ambil dua siung bawang merah, tumbuk dan hancurkan, lalu campurkan secara merata dengan 2-3 sendok minyak kelapa. Balurkan minyak tersebut pada seluruh bagian kaki hingga mata kaki, lalu gunakan kaus kaki dan sepatu yang pas. Selain itu, minyak komando juga bisa dimanfaatkan sebagai pengganti semir untuk melemaskan sepatu kulit yang kita pakai biar tidak kering dan kaku.



j. Pisau

Secara umum, pisau adalah alat batu bagi kita untuk keperluan menusuk, memotong, menyayat, melempar dan yang terpenting sebagai alat bantu untuk membuat api. Karena pisau adalah sahabat yang sangat baik dan berguna bagi kegiatan di alam bebas, maka pisau yang kita bawa harus benar-benar cocok, dapat dipercaya dan sesuai dengan kepeluan. Berdasarkan kegunaannya, pisau dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu :



􀂾 Pisau multiguna



• Pisau bowie

Pisau yang disain oleh James Bowie yang legendaris ini, pada dasarnya termasuk jenis fighting knife, selain sangat efektif untuk menusuk dan memotong, juga cukup baik untuk menetak dan melempar. Kalau terbuat dari bahan yang baik, desain pisau ini akan sangat tangguh. Bahkan, bila berat dan ukurannya cocok, maka akan menjadi teman setia di lapangan. Karena sifatnya, banyak jenis pisau survival yang mengambil desain dasar pisau ini.



• Pisau survival

Cikal bakal pisau ini dikembangkan dari pisau bowie. Pisau yang dikenal juga sebagai jungle knife ini, dilengkapi dengan alat-alat survival. Seperti halnya pisau boiwe, pisau survival ini bisa digunakan untuk menusuk, menatah, mengerat dan melempar.



􀂾 Pisau khusus

Jenis pisau ini digunakan untuk suatu pekerjaan yang khusus. Hal ini dimaksudkan agar mendapatkan efisiensi atas pekerjaan yang dilakukan.



• Pisau komando

Diciptakan oleh Kolonel Fairbims dan Sykes untuk keperluan tentara Inggris. Pertama kali dipakai pada Perang Dunia II di Perang Sanghai. Pisau komando ini adalah khas pisau lempar dan cukup baik juga sebagai penusuk, namun kurang baik untuk menetak dan menyayat, karena akan banyak memakan tenaga.



• Pisau pengulit

Pisau ini merupakan skinner knife, yang dikhususkan untuk menguliti binatang buruan. Desainnya tipis dan sangat tajam (sudut mata pisau sangat kecil), dengan ujung agak melengkung. Pisau ini baik juga untuk digunakan sebagai peraut kayu.



• Pisau tusuk

Bentuknya yang lancip ke depan dan kokoh membuat pisau ini sangat ampuh dan kuat untuk menusuk. Pisau ini banyak dipasang pada ujung senapan. Yang sejenis dengan pisau ini adalah pisau sangkur.



• Pisau potong

Pisau ini lebih tepat bila disebut pisau besar, karena bentuknya lebih besar dari pisau genggam biasa. Pisau ini memiliki bentuk yang lebih besar dan tebal pada seluruh bagian atasnya. Ini dimaksudkan agar tekanan merata dan kuat.

Kegunaan pisau ini adalah untuk memotong, menebas, dsb. Contoh pisau potong ini adalah golok dan pisau tebas. Banyak sekali jenis pisau yang aneh-aneh dan memiliki kegunaan yang sangat

khusus. Namun yang perlu diperhatikan adalah :

• harus terbuat dari bahan yang dipercaya, tajam dan tidak mudah patah;

• desain dan ukurannya sesuai, enak dipegang dan dipakai;

• sarungnya aman dan enak jatuhnya;

• mudah perawatannya.

Sekarang banyak dijual berbagai macam pisau. Kita harus benar-benar memperhatikan segi mutunya. Harga mahal belum menjamin bahwa barang-barang tersebut bagus. Pilihlah jenis pisau dari merek yang sudah terkenal baik buatannya

(umumnya buatan Swiss atau AS cukup baik).



3. Perlengkapan Khusus

Jenis dan jumlah perlengkapan khusus yang kita bawa akan sangat tergantung pada jenis dan lokasi kegiatan yang kita lakukan. Namun, pada umumnya orang sekarang dalam melakukan kegiatan di alam bebas tidak terlepas dari kegiatan dokumentasi, baik dengan kamera maupun dengan handycam. Karena kedua alat tersebut sensitif sekali pada keadaan cuaca, serta sangat riskan pada tekanan fisik, maka kita dituntut untuk ekstra berhati-hati. Untuk itu ada beberapa hal yang harus selalu diperhatikan apabila kita membawa alat-alat tersebut ke lapangan, yaitu :

a. bungkuslah peralatan dokumentasi kita dengan kain kering dan lembut, untuk menghindari pengaruh cuaca dan benturan;

b. gunakanlah dry bag yang berisi silica gel untuk menghindari air dan kelembaban;

c. pakailah tempat/tas khusus atau simpanlah di tempat yang tidak terkena beban berat dan aman, namun mudah dijangkau bila sewaktu-waktu diperlukan;

d. untuk kegiatan yang lama, bersihkanlah peralatan tersebut secara berkala dan ada baiknya bila kita gunakan cairan anti jamur untuk membersihkannya;

e. simpanlah film dan kaset film yang kita bawa pada tempat yang kuat, kering, kedap air dan tidak tembus cahaya.



B. PERBEKALAN

Perbekalan (makanan dan minuman) yang kita bawa sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan minimal kita. Hal ini dimaksudkan agar perbekalan tersebut tidak terlalu berlebih sehingga menjadi beban tambahan, namun juga tidak kurang. Yang dibawa dianjurkan yang banyak mengandung kalori serta lengkap vitamin dan mineralnya. Untuk minuman, hindari minuman berakohol, walaupun tempat kegiatan kita nanti udaranya sangat dingin. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih jenis perbekalan yang akan kita bawa ke lapangan :



1. Memiliki komposisi gizi dan kalori yang cukup, serta tidak asing;

2. Terlindung dari kerusakan, tahan lama dan sederhana dalam menanganinya;

3. Sedapat mungkin siap pakai atau tidak memerlukan waktu lama dalam memasaknya, irit air dan bahan bakar;

4. Ringan dan mudah didapatkan setiap saat.



Untuk dapat merencanakan komposisi bahan makanan agar memenuhi syarat di atas, kita dapat mengkajinya dengan langkah-langkah sebagai berikut : Dengan informasi yang cukup lengkap, perkirakan kondisi medan, cuaca, aktivitas tubuh yang diperlukan dan lama waktunya. Perhitungan jumlah kalori yang dibutuhkan bisa atas dasar perhari.



Susun daftar bahan makanan yang memenuhi syarat di atas dan kelompokkan sesuai komposisi dominannya (karbohidrat, lemak atau protein). Hitung masing-masing kalori totalnya (setelah siap dimakan).

Atur komposisi makanan menurut pertimbangan-pertimbangan berikut :

a. Total kebutuhan kalori perhari;

b. Perbandingan berat kalori antara karbohidrat, lemak dan protein adalah 6:3:1;

c. Harga perkalori yang sebenarnya dari setiap makanan adalah harga dari bahan makanan tersebut sampai siap dimakan (pertimbangan ini diperlukan bila diperkirakan dapat menghemat dana dalam jumlah yang berarti);

d. Perhitungan untuk vitamin dan mineral dilakukan terakhir, bila kurang bisa ditambahkan vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen.



Pengepakan paket bahan makanan sebaiknya disiapkan untuk setiap kali makan.



Catatan :

a. kandungan kalori karbohidrat (4 kal/gram), lemak (9 kal/gram) dan protein (4 kal/gram).

b. ranking tercepat menjadi kalori karbohidrat – lemak – protein

c. kebutuhan per 1000 pounds (45 kg) berat badan

􀂾 Metabolisme basal 1100 kal

􀂾 Aktivitas tubuh

• jalan kaki 2 mil/jam 45 kal

• jalan kaki 3 mil/jam 90 kal

• jalan kaki 4 mil/jam 160 kal

• memotong kayu 260 kal

• makan 20 kal

• duduk, diam 20 kal

• bongkar pasang ransel 50 kal

• menggigil 220 kal

􀂾 Specifik dinamic activity (6-8)% dari 1+2

􀂾 Total kalori yang dibutuhkan 1+2+3





C. PACKING



Efisiensi dan kenyamanan kita membawa perlengkapan dan perbekalan dalam sebuah ransel, selain secara langsung ditentukan oleh desain ransel, juga sangat dipengaruhi oleh cara kita mempacking

(menyusun perlengkapan dan perbekalan ke dalam ransel).

Dalam batas-batas tertentu, rangka yang dimiliki oleh sebuah ransel akan banyak memberikan kenyamanan. Rangka ini membuat posisi tubuh kita lebih nyaman ketika menggendong ransel. Namun bagimanapun juga, desain ransel tersebut akan sedikit artinya apabila kita tidak mampu mempacking dengan baik.

Yang menjadi dasar dari packing adalah keseimbangan badan. Bagaimana kita menumpukan beban barang bawaan pada tubuh sedemikian rupa sehingga kaki dapat bekerja secara efisien. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam packing ini, yaitu:



1. susun perlengkapan dalam ransel secara berurut dari yang terberat sampai yang teringan dan sesuai prioritas keperluan, dari atas ke bawah;

2. letakkan perlengkapan yang paling berat di bagian teratas, dan sedekat mungkin dengan tubuh kita;

3. letakkan barang-barang yang sewaktu-waktu diperlukan pada bagian atas atau bagian luar ransel;

4. kelompokkan barang-barang yang dibawa ke dalam kantong-kantong plastik yang tidak tembus air;

5. buatlah check list dan peta barang bawaan untuk mempermudah penyusunan dan pemeriksaan kembali.

Mengingat pentingnya penyusunan perlengkapan dan perbekalan yang akan kita bawa dalam suatu perjalanan, maka sebelum memulai kegiatan sebaiknya dibuat terlebih dahulu sebuah check list perlengkapan dan perbekalan yang akan kita bawa. Dalam check list tersebut, perlengkapan dan perbekalan dikelompokkan, lalu diteliti apa yang perlu atau tidak perlu dibawa. Apabila perjalanan yang akan kita lakukan adalah perjalanan kelompok, maka dibuat check list untuk perlengkapan dan perbekalan regu dan pribadi. Dalam perjalanan besar dan cukup lama, perlu kita tentukan apakah perlengkapan dan perbekalan tersebut akan kita bawa sendiri ataukah dengan memanfaatkan porter. Dan apakah semua perlengkapan dan perbekalan tersebut akan kita bawa sejak awal ataukah kita isi secara bertahap di perjalanan, dan sebagainya

SURVIVAL (Cara bertahan hidup di alam bebas)

SURVIVAL"

Survival berasal dari kata survive yang berarti mampu mempertahankan diri dari keadaan tertentu .dalam hal ini mampu mempertahankan diri dari keadaan yang buruk dan kritis. Survivor adalah orang yang sedang mempertahankan diri dari keadaan yang buruk.

Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain : Keadaan alam (cuaca dan medan), Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan), Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan), Banyaknya kesulitan-kesulitan tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri.

Dalam keadan tersebut ada beberapa faktor yang menetukan seorang Survivor mampu bertahan atau tidak., antara lain : mental ,kurang lebih 80% kesiapan kita dalm survival terletak dari kesiapan mental kita.

Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain :
• Keadaan alam (cuaca dan medan)
• Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)
• Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)
Banyaknya kesulitan-kesulitan tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri.

Definisi Survival
Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini hanyalah menurut versi pencinta alam
S : Sadar dalam keadaan gawat darurat
U : Usahakan untuk tetap tenang dan tabah
R : Rasa takut dan putus asa hilangkan
V : Vitalitas tingkatkan
I : Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya
V : Variasi alam bisa dimanfaatkan
A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya
L : Lancar, slaman, slumun, slamet

Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival tsb, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah “STOP” yang artinya :
S : Stop & seating / berhenti dan duduklah
T : Thingking / berpikirlah
O : Observe / amati keadaan sekitar
P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan

Kebutuhan survival
Yang harus dipunyai oleh seorang survivor, yaitu:
1. Sikap mental
- Semangat untuk tetap hidup
- Kepercayaan diri
- Akal sehat
- Disiplin dan rencana matang
- Kemampuan belajar dari pengalaman

2. Pengetahuan
- Cara membuat bivak
- Cara memperoleh air
- Cara mendapatkan makanan
- Cara membuat api
- Pengetahuan orientasi medan
- Cara mengatasi gangguan binatang
- Cara mencari pertolongan
-Cara membaca jejak

3. Pengalaman dan latihan
- Latihan mengidentifikasikan tanaman
- Latihan membuat trap, dll

4. Peralatan
- Kotak survival
- Pisau jungle , dll

5. Kemauan belajar
Langkah yang harus ditempuh bila anda/kelompok anda tersesat :
• Mengkoordinasi anggota
• Melakukan pertolongan pertama
• Melihat kemampuan anggota
• Mengadakan orientasi medan
• Mengadakan penjatahan makanan
• Membuat rencana dan pembagian tugas
• Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia luar
• Membuat jejak dan perhatian
• Mendapatkan pertolongan

Bahaya-bahaya dalam survival
Banyak sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi, antara lain :
1. Ketegangan dan panik
Pencegahan :
- Sering berlatih
- Berpikir positif dan optimis
- Persiapan fisik dan mental

2. Matahari / panas
- Kelelahan panas
- Kejang panas
- Sengatan panas

Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas :
- Penyakit akut/kronis
- Baru sembuh dari penyakit
- Demam
- Baru memperoleh vaksinasi
- Kurang tidur
- Kelelahan
- Terlalu gemuk
- Penyakit kulit yang merata
- Pernah mengalami sengatan udara panas
- Minum alkohol
- Dehidrasi

Pencegahan keadaan panas :
- Aklimitasi
- Persedian air
- Mengurangi aktivitas
- Garam dapur
- Pakaian :
- Longgar
- Lengan panjang
- Celana pendek
- Kaos oblong

3. Serangan penyakit
- Demam
- Disentri
- Typus
- Malaria

4. Kemerosotan mental
Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan baik, histeris
Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemah
Keadaan lingkungan mencekam
Pencegahan : Usahakan tenang
Banyak berlatih

5. Bahaya binatang beracun dan berbisa
Keracunan
Gejala : Pusing dan muntah, nyeri dan kejang perut, kadang-kadang
mencret, kejang-kejang seluruh badan, bisa pingsan.
Penyebab : Makanan dan minuman beracun
Pencegahan : Air garam di minum
Minum air sabun mandi panas
Minum teh pekat
Di tohok anak tekaknya

6. Keletihan amat sangat
Pencegahan : Makan makanan berkalori
Membatasi kegiatan

7. Kelaparan

8. Lecet

9. Kedinginan

Untuk penurunan suhu tubuh 30° C bisa menyebabkan kematian
Membuat Bivak (Shelter)
Tujuan : untuk melindungi dari angin, panas, hujan, dingin

Macam-macam Survival
a. Shelter asli alam
Gua : Bukan tempat persembunyian binatang
Tidak ada gas beracun
Tidak mudah longsor
b. Shelter buatan dari alam
c. Shelter buatan
Syarat bivak :
Hindari daerah aliran air
Di atas shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh
Bukan sarang nyamuk/serangga
Bahan kuat
Jangan terlalu merusak alam sekitar
Terlindung langsung dari angin

Mengatasi Gangguan Binatang

a. Nyamuk

• Obat nyamuk, autan, dll
• Bunga kluwih dibakar
• Gombal dan minyak tanah dibakar kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk
• Gosokkan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk

b. Laron
• Mengusir laron yang terlalu banyak dengan cabe yang digantungkan

c. Lebah

Apabila disengat lebah :
• Oleskan air bawang merah pada luka berkali-kali
• Tempelkan tanah basah/liat di atas luka
• Jangan dipijit-pijit
• Tempelkan pecahan genting panas di atas luka

d. Lintah

Apabila digigit lintah :
• Teteskan air tembakau pada lintahnya
• Taburkan garam di atas lintahnya
• Teteskan sari jeruk mentah pada lintahnya
• Taburkan abu rokok di atas lintahnya

e. Semut

• Gosokkan obat gosok pada luka gigitan
• Letakkan cabe merah pada jalan semut
• Letakkan sobekan daun sirih pada jalan semut

f. Kalajengking dan lipan

• Pijatlah daerah sekitar luka sampai racun keluar
• Ikatlah tubuh di sebelah pangkal yang digigit
• Tempelkan asam yang dilumatkan di atas luka
• Bobokkan serbuk lada dan minyak goreng pada luka
• Taburkan garam di sekeliling bivak untuk pencegahan

g.ular

Pembahasan lebih lanjut dalam materi EMC
Membuat Perangkap (Trap)
Macam-macam trap :
• Perangkap model menggantung
• Perangkap tali sederhana
• Perangkap lubang jerat
• Perangkap menimpa
• Apace foot share
Bahan :
• tali/kawat
• Umpan
• Batang kayu
• Cabang pohon
Membaca Jejak
Jenis :
• Jejak buatan : dibuat oleh manusia
• Jejak alami : tanda jejak sebagai tanda keadaan lingkungan
Jejak alami biasanya menyatakan tentang :
• Jenis binatang yang lewat
• Arah gerak binatang
• Besar kecilnya binatang
• Cepat lambatnya gerak binatang
Membaca jejak alami dapat diketahui dari :
• Kotoran yang tersisa
• Pohon atau ranting yang patah
• Lumpur atau tanah yang tercecer di atas rumput

Air
Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20 – 30 hari tanpa makan, tapi orang tsb hanya dapat bertahan hidup 3 – 5 hari saja tanpa air.
Air yang tidak perlu dimurnikan :

1. Hujan
Tampung dengan ponco atau-daun yang lebar dan alirkan ke tempat penampungan

2. Dari tanaman rambat/rotan
Potong setinggi mungkin lalu potong pada bagian dekat tanah, air yang menetes dapat langsung ditampung atau diteteskan ke dalam mulut

3. Dari tanaman
Air yang terdapat pada bunga (kantung semar) dan lumut
Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu :
1. Air sungai besar
2. Air sungai tergenang
3. Air yang didapatkan dengan menggali pasir di pantai (+ 5 meter dari batas pasang surut)
4. Air di daerah sungai yang kering, caranya dengan menggali lubang di bawah batuan
5. Air dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang, sehingga yang tersisa tinggal bawahnya lalu buat lubang maka air akan keluar, biasanya dapat keluar sampai 3 kali pengambilan

Makanan
Patokan memilih makanan :
• Makanan yang di makan kera juga bisa di makan manusia
• Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok
• Hindari makanan yang mengeluarakan getah putih, seperti sabun kecuali sawo
• Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan-lengan-bibir-lidah, tunggu sesaat. Apabila aman bisa dimakan
• Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam Hubungan air dan makanan
• Untuk air yang mengandung karbohidrat memerlukan air yang sedikit
• Makanan ringan yang dikemas akan mempercepat kehausan
• Makanan yang mengandung protein butuh air yang banyak

Tumbuhan yang dapat dimakan

Dari batangnya :
• Batang pohon pisang (putihnya)
• Bambu yang masih muda (rebung)
• Pakis dalamnya berwarna putih
• Sagu dalamnya berwarna putih
• Tebu

Dari daunnya :
• Selada air
• Rasamala (yang masih muda)
• Daun mlinjo
• Singkong

Akar dan umbinya :
• Ubi jalar, talas, singkong

Buahnya :
• Arbei, asam jawa, juwet

Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya :

• Jamur merang, jamur kayu
Ciri-ciri jamur beracun :
• Mempunyai warna mencolok
• Baunya tidak sedap
• Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning
• Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan
• Bila diraba mudah hancur
• Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya
• Tumbuh dari kotoran hewan
• Mengeluarkan getah putih

Binatang yang bisa dimakan
• Belalang
• Jangkrik
• Tempayak putih (gendon)
• Cacing
• Jenis burung
• Laron
• Lebah , larva, madu
• Siput
• Kadal : bagian belakang dan ekor
• Katak hijau
• Ular : 1/3 bagian tubuh tengahnya
• Binatang besar lainnya

Binatang yang tidak bisa dimakan
• Mengandung bisa : lipan dan kalajengking
• Mengandung racun : penyu laut
• Mengandung bau yang khas : sigung

Api
Bila mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik dan panas yang dihasilkan merata.
1. Dengan lensa / Kaca pembesar
Fokuskan sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang mudah terbakar.
2. Gesekan kayu dengan kayu.
Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya dengan menggesek-gesekkan dua buah batang kayu sehingga panas dan kemudian dekatkan bahan penyala, sehingga terbakar
3. Busur dan gurdi
Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu atau parasut, gurdikan kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan bahan penyala agar mudah tebakar.
Bahan penyala yang baik adalah kawul terdapat pada dasar kelapa, atau daun aren

Survival kit
Ialah perlengkapan untuk survival yang harus dibawa dalam perjalanan :
• Perlengkapan memancing
• Pisau
• Tali kecil
• Senter
• Cermin suryakanta, cermin kecil
• Peluit
• Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air
• Tablet garam, norit
• Obat-obatan pribadi
• Jarum + benang + peniti
• dll

sumber: materi dasar survival/panduan praktis pendakian.

Materi Gunung Hutan

Materi Gunung Hutan Dasar

Dasar-Dasar Ilmu Medan Peta dan Kompas

PENGERTIAN KOMPAS
Ada banyak macam kompas yang dapat dipakai dalam kegiatan di alam, tentunya masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Macam kompas yang digunakan antara lain : Kompas Prisma, Kompas Lensa dan Kompas Silva (Kompas Orientasi).
Namun pada dasarnya fungsi kompas adalah sama, yaitu
1. Mengetahui arah
2. Membidik sasaran

Kompas yang digunakan untuk navigasi :
1. Kompas Lensa
Kompas Lensa merupakan kompas yang dilengkapi dengan lensa biconcav untuk mempermudah dalam pembacaannya.
Bahan lensa ini dapat dari logam maupun dari fiber.
Kelebihan dari lensa ini adalah:
+ Keringanannya sehingga mudah untuk dibawa dan digunakan, selain harganya yang cukup murah.
+ Memiliki pengait untuk memudahkan dalam mendatarkan kompas.
Kekurangannya adalah
+ Piringan kompas mudah sekali bergerak sehingga mempersulit kita dalam penghitungan besar sudut kompas.
+ Skala pada kompas tiap strip rnewakili dua skala, validitas pengukuran besarnya sudut kompas kurang, terutama untuk pengukuran sudut kompas dengan angka ganjil, pengukurannya berdasarkan perkiraan saja.

2. Kompas Silva
Kompas ini sering disebut juga Kompas Orientasi, ini disebabkan oleh kemudahan penggunaan kompas ini untuk orientasi medan.
Kompas ini memiliki tanda panah penyesuai yang terdapat di dasar piringan kompas, dilengkapi pula dengan cermin.
Selain itu disekitar piringan kompas terdapat konektor dan penggaris.
Kelebihannya adalah :
+ Memiliki cermin untuk memudahkan dalam pembacaan dan pembidikan
+ Dilengkapi dengan penggaris (dalam cm dan inchi).
+ Untuk jenis tertentu memiliki kaca pembesar dan konektor untuk peta berskala I : 50.000 dan I : 25.000.
+ Untuk jenis tertentu dilengkapi dengan lensa pembidik.
+ Dapat digunakan untuk mengukur besar sudut peta (pengganti busur derajat).
Kekurangannya adalah
+ Untuk membuat kompas terdebut datar kita harus menggunakan alat bantu yang datar.
+ Bila membidik besar sudut kornpas tidak dapat langsung diketahui.

3. Kompas Prisma
Kompas ini memiliki prisma pada bagian dekat pengait.
Kompas ini terbuat dari bahan logam, dengan jarum kompas mengandung zat phosphoric yang akan memudahkan pembacaan sudut bila pada atempat gelap.
Kelebihannya adalah
+ Besar sudut bidikan bisa langsung di baca melalui prisma.
+ Dapat langsung diketahui azimuth dan back azimuthnya.
+ Mudah digunakan, mudah didatarkan.
Kekurangannya adalah
+ Terbuat dari logam sehingga berat.

Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan
Sebelum Menggunakan KOMPAS
1. Set semua kompas yang akan dipakai (seragamkan dengan kompas yang standar). Untuk checking yang paling mudah yaitu kita pergi ke titik Triangulasi, dengan catatan daerah tersebut telah kita ketahui SPM-nya (misal 0° 00' 00").
Plot salah satu tanda medan yang terlihat jelas dari Triangulasi dan juga terdapat di peta, catat besar sudut petanya, misal 50'.
+ Untuk kompas standar, besar sudut kompas bila kita membidik tanda medan tersebut dan' titik Tnangulasi juga harus sebesar 50'.
(Catatan : Cara kita membidik dan plotting sudah benar).
2. Perhatikan angka-angka pembagian derajat yang terdapat pada piringan kompas (untuk keseragaman sebaiknya menggunakan kompas dengan pembagian derajat sampai 360°).
Bila kita menggunakan kompas dengan pembagian derajat 6400,
maka di lapangan kita harus menghitung lagi.

ORIENTASI
A. Orientasi Peta
Sebelum masuk daerah operasi, terlebih dahulu anda harus mengenal tanda medan yang nantinya akan anda jumpai di lapangan. Tanda medan itu dapat di interpretasikan di peta yang nantinya akan dipergunakan, misal : titik ketinggian dan nama punggunungan, sungai, jurang dan lain-lain (dapat tanya penduduk).
Perlu diperhatikan dan diingat, bahwa tanda medan akan berubah bentuknya bila dilihat dari titik kedudukan yang berlainan, maka dalam hal orientasi perlu hati-hati.
Orientasi Peta adalah meng-Utara-kan peta atau dengan kata lain menyesuaikan letak peta dengan bentang alam yang kita hadapi. Hal ini merupakan cara/prosedur yang pertama kali harus dilakukan bila kita akan melakukan orientasi peta dan medan, langkahnya adalah
a. Carilah tempat terbuka, sehingga tanda-tanda medan terlihat dengan jelas.
b. Buka dan letakkan peta pada bidang datar.
c. Setelah kompas 0" atau 360" , dan diatas peta yang posisi sejajar dengan garisgaris bantu orientasi pada kompas dengan sumbu Y peta,
d. Putar peta (jangan merubah posisi kompas) dan hentikan bila grid/sumbu -r peta sudah segans dengan jarurn kompas. Dengan demikian letak peta telah sesuai dengan arah utara (meng-utara-kan peta).
e. Cari tanda moment yang paling menonjol, kemudian cocokkan dengan peta dan beri tanda.
. Cari tanda medan sebanyak mungkin sehingga anda sudah mulai paham dengan daerah tersebut dan sudah dapat memperkirakan posisi anda di peta.

B. Orientasi Medan
Merupakan cara untuk membaca kenampakan medan dan disesuaikan dengan peta, juga untuk mengetahui arah dan posisi kita di lapangan. Ada dua cara orientasi medan, yaitu:
1. Orientasi medan dengan kompas
Untuk mengetahui posisi kita saat berada di alam bebas, yang penting
untuk dilakukan adalah menentukan arah mata angin (U,S,B dan T), lalu menentukan arah utara peta. Setalah itu menentukan posisi kita dengan pasti. Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk menentukan posisi kita, yaitu

a. Resection
Adalah menentukan posisi kita pada peta, langkahnya adalah
+ Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit, pegunungan, tikungan potong, sungai ataupun tebing.
+ Lakukan orientasi (sesuai dengan bentang alam), kemudian cocokkan dengan peta. Bidikkan kompas dari posisi anda berdin ke salah satu tanda medan yang terlihat dan dikenal, baik di peta maupun di medan. Misalkan tanda medan adalah puncak bukit X, dengan sudut kompas sebesar 130°, maka sudut peta adalah 130° + 180° = 310° (Back A.: imuth)
+ Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakanibuatlah garis dari titik sasaran dengan acuan besar sudut peta.
+ Lakukan hal yang sama dengan titik kedua, misal Y. Bila kita melakukannya benar maka akan didapalkan tititk perpotongan antara kedua garis tersebut.
+ Titik perpolongan itulah posisi kita di peta.
Resection dapat pula dilakukan hanya dengan satu tanda medan atau titik ketinggian, bilamana kita berada pada tepi jurang, tepi sungai, jalan setapak yang ada di peta atau di garis pantai, dan sebagainya.

b. Intersection
Adalah menetukan posisi orang lain/tempat lain, langkahnya adalah: Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit, pegunungan, tikungan potong, sungai ataupun tebing.
Lakukan orientasi (sesuai dengan bentang alarn), kemudian cocokkan dengan peta. Bidikkan kompas dari posisi anda berdin(letaknya sudah pasti diketahui di medan dan di peta) ke saran bidik. Misal tempat anda berdiri adalah X, dengan hasil bidikan sebesar 130' terhadap sasaran. Maka sudut peta adalah 130° (Azimuth).
Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakan/buatlah garis dari titik sasaran dengan acuan besar sudut peta.
Lakukan hal yang sama dengan tempat yang kedua, misal Y. Bila kita melakukannya benar maka akan didapatkan tititk perpotongan antara kedua garis tersebut (Usahakan selisih sudut antara X dan Y antara 30° - 150°).
Titik perpotongan itulah posisi kita di peta.
Intersection bisa dilakukan bila sasaran bidik dapat kita melihat dari dua tempat yang berbeda, dengan jelas. Intersection dapat pula dilakukan hanya dengan satu tanda medan atau ttitik ketinggian, bilamana orang yang kita bidik berada pada tepi Jurang, tepi sungai, Jalan setapak yang ada di peta atau di garis pantai, dan sebagainya.

2. Orientasi medan tanpa peta dan kompas
Bila kita berada di alam bebas tanpa membawa peta dan kompas, kita dapat menggunakan tanda-tanda alam untuk menunjukkan arah perjalanan kita, diantaranya adalah a. Matahari Hanya dapat digunakan pada slang hari, yaitu mengetahui arah barat dan timur, b. Bintang
Pada malam hari dapat menggunakan bintang untuk mengetahui arah perjalanan kita, antara lain
Bintang Pari menunjukkan arah selatan Bintang Orion menunjukkan arah timur dan barat c. Tanda-tanda lain Tanda-tanda lain yang dapat digunakan antara lain Kuburan orang Islam membujur kearah utara - selatan Masjid menghadap kearah barat – timur

TEKNIK CONTOURING
Contouring dapat diartikan dengan salah satu penerapan ilmu medan peta yaitu menempuh perjalanan tanpa menggunakan kompas. Dalam melakukan teknik contouring dituntut untuk lebih teliti dalam pengamatan medan. Karena jika kita sudah salah menentukan posisi dengan contouring maka akan mempersuli perjalanan kita dan mungkin akan tersesat.
Jika kita di lapangan dengan membawa peta maka teknik contouring dapat dilakukan, dengan mengamati bentukan dengan acuan arah KAKIBATAS (Kanan, Kiri, Bawah, Atas). Tanda-tanda medan yang dapat digunakan adalah
+ Puncak-puncak bukit
+ Bentukan sungai
+ Punggungan bukit dan terjal/landainya bukit
+ Percabangan sungai
+ Patahan tebing
+ Waterfall (air terjun)
Untuk selalu dapat berhasil melakukan teknik ini adalah dengan selalu berlatih di lapangan yang sebenarnya. Yang perlu dicamkan adalah :"Tentukan secara pasti titik awal keberangkatan, menghitung jarak tempuh dan selalu menghitung ,sudah berapa kali kita menyeberangi sungai atau lembah atau berpindah punggungan bukit".

TEKNIK PASSING KOMPAS
Teknik ini sering digunakan dalam rnelakukan sebuah operasi SAR. Teknik ini lebih mudah dilakukan pada medan yang landai dan luas, digunakan pula untuk mengatasi rintangan yang menghalangi perjalanan kita, misal sungai atau jurang.
Cara melakukan passing kompas adalah
+ Tentukan titik (lokasi) yang menjdi tujuan kita, pada peta.
+ Ilitung sudut peta dengan kompas dari titik awal kita menuju titik tujuan dan tentukan pula back azimuthnya.
+ Perintahkan satu atau dua orang rekan kita untuk menuju arah bidikan kompas sebatas pandangan mata.
+ Kemudian anda bergerak ke depan rekan anda dan melakukan hal yang sama dengan point ketiga.
+ Postsi jarum kompas harus selalu berimpit dengan N dan S (Utara dan Selatan).
Teknik ini sering digunakan untuk mengatasi rintangan yang menghalangi perjalanan kita, misal jurang, sungai, dil. Yang utama adalah menentukan arah bidikan dan mengirimkan rekan sebagai pionir pencari jalan, dengan catatan tidak terlepas dari jangkauan rnata dan segera menempati arah bidikan kompas.

Perlengkapan Pendakian Gunung
Perlengkapan adalah hal yang penting dalam setiap perjalanan, ini akan memudahkan segala sesuatunya di gunung.
Terkadang kita sering melihat seorang membawa sedikit sekali perlengkapan hanya untuk dinilai orang bahwa orang tersebut cukup “gila” dan “berani”.
Kawan! Bukan “gila” atau “berani” yang di cari dalam setiap perjalanan gunung tapi pengalaman dan pelajaran hidup, percuma kalau nanti kamu mati di sana atau tersesat atau sengsara, sampai sakit parah.
Makanya jangan sepelekan perlengkapan. Dalam perlengkapan kita bisa cari sesuai kriteria di bawah :

Pilih perlengkapan yang sesuai dengan medan gunung.
Pilih perlengkapan yang punya banyak fungsi.
Dijaga kebersihannya (dibungkus).
Pilih perlengkapan yang seringan-ringannya.

Daftar perlengkapan dan kegunaannya :

Sepatu hiking; lihat tapaknya dan cari yang kuat, sepatu hiking akan melindungi kamu dari gesekan batu yang lancip dan tidak mudah terpeleset. Kalau bisa cari yang juga melindungi mata kaki, dan bagusnya sepatu itu tidak kaku dan nggak terlalu lentur juga.
Kaos kaki; lebih baik bawa dua pasang. Satu buat jalan hiking, tidak perlu tebal, yang penting melindungi kaki biar tidak lecet. dan satu lagi yang tebal untuk tidur, karena dingin biasanya menyerang bagian yang sensitif seperti telapak tangan, telapak kaki.
Celana lapangan; cepat kering, tidak berat kalau kena air, dicelana lapangan ada banyak kantong yang bisa kamu pakai buat simpan apa saja yang di butuhkan dalam perjalanan ( Jangan Jeans !)
Baju lapangan; model baju lapangan adalah mudah menyera keringat dan tidak serapp panas, baju ini bagus buat kamu kalau pas jalan hiking.
Ikat pinggang; buat taruh veples atau apa saja.
Ransel; cari ransel (carrier) yang pas ukurannya (80L, 90L, 100L, 120L) buat kamu dan bisa masuk semua perlengkapan kamu. Untuk mengecek ransel itu bagus atau tidak ada beberapa tips seperti : Bahannya tahan api, penyangga bebannya tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis, tidak terlalu lebar pula.
Jaket; supaya tidak kedinginan.
Topi lapangan; melindungi kepala dari sinar matahari dan ranting pohon.
Sarung tangan; melindungi tangan kamu dari sengatan dingin pertama.
Ponco/ raincoat; supaya tidak kehujanan. Untuk ponco, bisa di gunakan sebagai bivak ( tenda sementara )
Nesting; tempat masak, terdiri dari tiga panci susun.
Veples; botol minum, ada cangkirnya dan bisa untuk masak juga.
Kupluk; sarung kepala supaya tidak dingin dan melindungi kamu dari ular tanah yang kecil yang biasanya mencari lobang lobang buat berlindung seperti lobang hidung dan lobang telinga.
Sleeping bag; kantung tidur, Supaya dapat tidur nyaman tanpa gemeteran.
Tenda (pramuka, doom, terpal, ponco); buat rumah kedua kamu selama di gunung., Cari tenda yang kuat, yang tidak tembus air dan angin.
Matras; alas tidur, melindungi kamu dari lembabnya tanah.
Kompor; untuk masak, cari yang ukurannya yang kecil. Macam kompor seperti: kompor gas portable, kompor spiritus padat, kompor lapangan ( KPL)
Pisau/ parang; untuk potong-potong.
Lentera; untuk penerangan.
Makanan; usahakan bawa makanan yang serba instan dan penuh kalori dan karbohidrat supaya mengembalikan tenaga yang telah banyak terpakai.
Senter; sangat membantu kalau sudah malam. Sebaiknya yang kedap air karena cuaca tidak bisa ditebak. Jangan lupa bawa cadangan bola lampu dan baterainya.
Alat makan; bawa alat makan dari bahan yang tidak mudah pecah, tapi sebenarnya nessting dan veples sudah menggantikan piring dan gelas, kecuali sendok.
Alat mandi; ke gunung bukan berarti bebas dari membersikan diri, bawa sabun kecil, sikat gigi, handuk, dll.


Materi Botani dan Zoologi Praktis
TIU : Memahami dan mengapikasikan pengetahuan Botani dan Zoologi Praktis
TIK :
1. Mengertahui tumbuhan yang dapat dijadikan makanan, suber air, obat-obatan, tempat perlindungan, sarana memasak dan membuat api
2. Mengetahui tumbuhan-tumbuhan yang berbahaya atau beracun
3. Mengetahui manfaat hewan sebagai sumber makanan
4. mengetahai hewan-hewan yang berbahaya
Bahan Materi
- Cara hidup di alam bebas dengan memanfaatkan pengetahuan Botani dan Zoologi Praktis.
- Pengetahuan Botani dan Zoologi Praktis di alam bebas.
- Manfaat tumbuhan, yaitu : dapat dikomsumsi sebagai makanan, sumber air minum, bahan obat-obatan, sarana memasak, untuk membuat api, dan untuk membuat tempat perlindungan (bivak).
- Tumbuhan yang berbahaya bagi manusia.
- Manfaat hewan sebagai bahan makanan dan penanda ke sumber air.
- Hewan-hewan yang berbahaya bagi manusia.
PENDAHULUAN
Kegiatan alam terbuka (KAT) merupakan kegiatan yang penuh dengan tantangan dan resiko. Oleh karena itu, para penggiat seharusnya telah dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan dasar mengenai KAT guna kelancaaran dan keberhasilan kegiatan tersebut. Adapun pengetahuan-pengetahuan tersebut antara lain, Persiapan Perjalanan Alam Terbuka (PPAT), Mountaineering, Navigasi Darat, Botani dan Zoologi Praktis, dan Survival, yang kesemuanya saling berkaitan.
Pengetahuan mengenai Botani dan Zoologi Praktis sebagai salah satu pengetahuan dasar KAT sama pentingnya untuk diketahui disamping pengetahuan lainnya yang telah disebutkan di atas. karena tidak selamanya seorang penggiat alam dibuai dengan hal yang indah, sewaktu-waktu penggiat tersebut akan dihadapkan dengan keadaan survival yang berarti terancamnya kelangsungan kehidupan kita, itulah sebabnya pengetahuan survival yang masih ada kaitannya dengan pengetahuan Botani Zoologi Praktis merupakan pengetahuan dasar teknik hidup di alam bebas.
BOTANI
Pengertian Botani yaitu ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan, namun pada materi ini yang dibahas hanya yang berhubungan dengan kegiatan alam terbuka, yaitu bagaimana kita dapat memanfaatkan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan kita, terutama pada keadaan survival.
Pemanfaatan tumbuhan secara praktis di lapangan bagi kepentingan manusia, dapat dijadikan sebagai :
a. Bahan Makanan
Pedoman menkonsumsi tumbuhan sebagai makanan dilapangan :
- Tumbuhan tersebut sudah dikenal dan biasa dimakan
- Buah-buahan yang akan dimakan dan belum dikenal sebaiknya dioleskan sedikit dibibir dan ditunggu ada/tidak reaksi.
- Sebaiknya makan tumbuhan jangan hanya satu jenis saja.
- Sebaiknya bagian yang akan dimakan daunnya masih muda (pucuknya)
- Apabila daunnya yang akan dikonsumsi maka sebaiknya tidak bergetah atau berbulu.
- Tumbuhan yang tidak berbau busuk.
- Tumbuhan yang dimakan oleh hewan menyusui (mamalia).
- Tumbuhan tersebut tidak hidup menyendiri (soliter).
- Apabila Buahnya yang akan dikonsumsi maka buah tersebut tidak berwarna mencolok.
- Buah-buahan yang berwarna ungu sebaiknya tidak di makan karena dikhawatirkan mengandung racun alkaloid
Contoh jenis tumbuhan yang dapat di konsumsi
- Umbi Talas (Colocasia sp.), Rumput Teki (Cyperus rotondus)
- Arbei hutan (Rubus sp). Markisa (Passiplora guandrangularis), Bune (Antidesma bunius (L) Spreng).
- Biji muda Sengon (Albizia lophata) dan Kaliandra (Caliandra Cahartica).
- Daun muda Paku Tiang (alsophila glauca), selada air (Nasturtium officinale).
- Daun Begonia (Begonia sp.), Rebung Bambu (Bambusa sp.).
- Bunga Honje atau Kecombrang (Nicolara sp.) dan Bunga Turi (Sesbania glandiflora).
- Pisang Hutan muda (Musa sp.) yang dapat dimakan yaitu : buah, jantung, batang bagian dalam dan bongkol pisang muda.
- Jenis jamur hutan yang dapat dimakan dan mengandung protein tinggi yaitu Jamur Tiram (Pleutotus ostratus) dan Jamur Kuping (Auricularia jadae).
b. Bahan Obat-Obatan
Sudah sejak jaman dahulu manusia memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan obat-obatan. Antara lain digunakan sebagai obat demam, sakit kepala sakit gigi, luka, digigit ular beracun dan lain sebagainya (Lihat Daftar Tumbuhan Obat)
c. Tempat Berlindung
Sebaiknya tempat berlindung (beristirahat) dialasi dengan dedaunan, dapat mencegah menghantarkan dingin langsung dari tanah, pohon tumbang dapat dijadikan sebagai tempat berlindung.
d. Sumber Air
Untuk mendapatkan air dari tumbuhan dapat dilakuan dengan cara:
- Menyelubungkan ranting dan daunnya dengan sebuah kantong plastik yang ujungnya diikat, penguapan dari daun dapat menyebabkan pengembunan pada plastik bagian dalam.
- Mengumpulkan embun dari tumbuhan dengan menggunakan kain.
- Mengambil air dari batang tanaman rambat seperti rotan dengan cara memotong bagian atas setinggi mungkin dan bagian bawah yang dekat dengan tanah, air tetesannya dapat langsung diminum.
- Mengambil air yang tertampung pada daun-daun yang lebar, misalnya pisang-pisangan dan talas-talasan biasanya setelah hujan atau embun di pagi hari. Pada ruas Bambu dan pada Kantung Semar, sebaiknya disaring dan dimasak dahulu karena sering terdapat serangga yang mati dan berbau.
e. Bahan Untuk Menyalakan Api
Pada daerah yang lembab dan basah, sebelum menyalakan api, kumpulkan dalu ranting-ranting kecil yang kering sebagai penyala awal yang mudah terbakar, atau dengan cara mengiris setipis mungkin kayu yang ada hingga menjadi serpihan. Untuk membuat api, dapat dilakukan dengan cara menggesekkan bambu dengan bambu (kayu kering) yang keras secara konstan dan cepat (gerakan seperti menggergaji) hingga panas dan mengeluarkan asap, simpan bahan penyala dekat sumbur panas lalu gesek kembali hingga bahan penyala terbakar.
f. Sarana Kegiatan Memasak.
Fasilitas di alam yang dapat digunakan sebagai sarana kegiatan memasak, seperti bambu atau kelapa yang masih muda yang dilubangi ujungnya, digunakan sebagai wadah memasak.
Tumbuhan yang berbahaya
Racun tumbuhan terdapat dalam akar, umbi, batang, ranting, daun, biji, dan bulu-bulu (trikoma). Racun tersebut dapat menyebabkan gatal-gatal pada kulit, dapat menyebabkan kebutaan jika terkena mata, bila masuk dalam peredaran darah dapat menyebabkan keracunan, atau dapat menyebabkan kita keracunan makanan melalui saluran pencernaan.
Adapun ciri-ciri tumbuhan yang beracun antara lain :
- Mempunyai getah seperti susu, biasanya beracun untuk dikomsumsi sebagai makanan.
- Buah-buahan yang warnanya menyolok, biasanya beracun untuk dikomsumsi sebagai makanan.
- Daun yang mempunyai bulu-bulu atau duri-duri halus, biasanya menimbulkan gatal-gatal.
- Khusus untuk jamur, ciri-ciri yang beracun yaitu pada tangkai terdapat bagian yang menyerupai cincin, warna menyolok, berbau busuk, biasanya hidup pada tempat-tempat yang kotor(seperti kotoran hewan), jika diiris/dipotong dengan pisau perak meninggalkan bekas noda, jika dimasak dengan nasi akan meninggalkan warna gelap pada nasi disekitar jamur tersebut.
ZOOLOGI
Pengetahuan tentang hewan penting pula diketahui bagi para penggiat alam bebas. Dimana hewan dapat dimanfaatkan dalam usaha untuk menambah bahan makanan dan dapat dijadikan penanda ke sumber air. Oleh karena itu maka perlu juga diketahui mengenai perihal hewan-hewan dan kehidupan mereka. Cabang biologi yang mempelajari tentang hewan disebut Zoologi. Namun dalam materi ini hanya membahas mengenai peranan hewan bagi penggiat alam bebas
Hewan dapat dikomsumsi sebagai makanan, namun sebelumnya diperhatikan dahulu bahwa :
- Pada umumnya hewan bersifat mobil.
- Ukuran tubuh hewan sangat bervariasi
- Hewan mempunyai pola pewaktuan aktivitasnya, dapat aktif di siang hari atau aktif di malam hari.
Hal-hal yang perlu diperhatikan tentang kehadiran suatu jenis hewan :
- Distribusi lokal dan regoinal serta kelimpahan populasi.
- Pengaturan fisiologis, respon, adaptasi struktural dan perilaku perubahan terhadap perubahan
- Perilaku dan aktivitas hewan dalam habitatnya.
- Perubahan-perubahan secara berkala (harian, musiman, dll) dari kehadiran aktivitas atau kelimpahan populasi hewan.
- Dinamika populasi dan komonitas serta pola interaksi-interaksi hewan dalam populasi dan komunitas.
Peran hewan
Sebagai sumber makanan
Hal yang perlu diperhatikan :
- Jenis hewan tersebut
- Tempat hidup atau habitatnya
- Ukuran tubuhnya
- Makanannya
- Pola tingkah laku hewan tersebut.
Hewan yang dapat dimakan antara lain :
- Mollusca (kerang-kerangan)
- Annelida (cacing)
- Insecta (serangga)
- Crustacea (udang-udangan)
- Pisces (ikan)
- Amfibia (katak)
- Reptilia (hewan melata)
- Mamalia (hewan menyusui)
- Aves (bangsa murung)
Penanda ke sumber air
- Hewan bertulang belakang (Vertebrata), jejaknya yang menuruni lembah biasanya menuju ke sumber air.
- Burung, jika terbang rendah secara langsung biasanya menuju ke sumber air dan jika terbangnya singgah-singgah biasanya berasal dari sumber air.
- Serangga, biasanya hidup tidak jauh dari sumber air.
HEWAN YANG BERBAHAYA DAN BERBISA
Hewan dapat pula menimbulkan bahaya bagi manusia. Hal ini dapat disebabkan jika ia merasa terganggu dan dengan alat pembela dirinya maka hewan tersebut menyerang. Adapun jenis hewan yang berbahaya dan berbisa yang bisa kita jumpai di alam terbuka adalah sebagai berikut :
- Nyamuk Malaria (Anopheles sp.)
- Agas
- Semut Api
- Tawon atau lebah (Apis sp.)
- Kelabang (Centripoda)
- Kalajengking (Heterometrus cyaneus)
- Pacet (Haemadipsa zeylanica) dan Lintah (Hirudineae sp.)
- Harimau (Panthera tigris) dan Macan Kumbang (Panthera pardus)
- Buaya (Crocodilla pororsus)
- Ular (Ophidia)
Beberapa petunjuk untuk mengidentifikasi ular berbisa :
- Tidak semua ular berbisa kepalanya segitiga, tetapi ular yang kepalanya segitiga adalah berbisa.
- Pada punggungnya berlunas sehingga membentuk garis punggung mulai dari belakang sampai ekor.
- Mempunyai kelenjar gigi bisa pada bagian kepala.
- Jika menggigit, meninggalkan bekas gigitan berupa dua buah lubang (gigi bisa).
DAFTAR TUMBUHAN OBAT
Beberapa jenis tumbuhan yang biasa dijumpai di alam terbuka/lapangan yang dapat di manfaatkan sebagai obat, antara lain :
1. Arbenan (Dechesnea indica)
Kegunaan :
- Muntah darah: Caranya herba segar ditumbuk kemudian diberi air ±1 gls dicampur dengan gula merah secukupnya kemudian di tim, saring, setelah dingin baru diminum
- Batuk, Flu/influensa: Herba digodok kemudian airnya diperas lalu diminum.
- Digigit ular atau serangga: Herba segar ditumbuk sampai lumat kemudian dibubuhkan di tempat yang tersengat atau tempat yang sakit.
2. Asam (Tamarindus indica L.)
Kegunaan :
- Bisul: Biji asam ditumbuk hingga halus diberi sedikit air garam dan dipakai untuk menurap bisul, lalu dibalutkan dan diganti 2 kali sehari.
- Sariawan: Kumur-kumur dengan air asam
- Demam: Daun asam ditumbuk kemudian perasan airnya diminum
- Rematik/bengkak terpukul: Daun muda asam dan rimpang kunyit digiling halus, seduh dengan sedikit air panas kemudian dipakai untuk menurap bagian yang sakit. Atau buah asam tanpa biji dilumatkan seperti bubur kemudian dipanaskan sebentar kemudian dipakai untuk menurap bagian yang sakit.
- Keseleo : Daun segar dicuci kemudian ditumbuk halus seperti bubur kemudian diturapkan ke tempat yang sakit.
3. Bandotan (Ageratum longzoldes L.)
Kegunaan :
- Demam, malaria dan radang paru (pnemonia): Herba kering dimasak dengan air kemudian airnya diminum sehari 2x.
- Keseleo: Daun bandotan dilumatkan kemudian dibalurkan di tempat yang sakit atau diturapkan pada bagian yang sakit, diganti 2x sehari.
4. Nangka (Arthocarpus heterophyllus )
Kegunaan :
- Luka luar, borok: Daun dilumatkan menjadi bubuk kemudian dibubuhkan ditempat yang sakit.
- Bisul, gigitan ular: Getah nangka dibubuhkan pada tempat yang sakit.
- Sembelit: Buah nangka dimakan
- Demam, malaria: Kayu nangka di rebus kemudian diminum.
- Diare dan demam: Akar di rebus kemudian diminum airnya.
5. Teki (Cyperus rotundus)
Kegunaan :
- Bisul, luka tepukul, memar, gatal-gatal pada kulit: Teki dicuci digiling halus, kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit.
6. Pepaya (Carica papaya L.)
Kegunaan :
- Malaria : Daun pepaya muda yang segar dicuci, digiling hingga halus dan tambahkan ¾ gelas air masak dan garam secukupnya, diperas, disaring dan diminum 3 x sehari.
- Digigit ular berbisa: 5 jari akar pepaya dicuci, ditumbuk hingga halus dan ditambahkan dengan air garam tumbuk hingga seperti bubur, turapkan pada bekas gigitan lalu balut ganti 2x sehari-hari.
- Sakit maag: 1 buah pepaya masak, kupas, cuci dengan air masak yang diberi air garam, dimakan 2x sehari, sehabis makan nasi.
- Kaki gajah: Daun pepaya secukupnya dimasak dipakai merendam kaki yang membesar.
- Luka bakar: Getah pepaya diusap ditempat pada luka bakar agar mencegah timbulnya lepuhan.
7. Senggani (Melastoma candidum)
Kegunaan :
- Sariawan, diare: 2 lembar daun muda dicuci lalu dibilas dengan air matang, kunyah dengan garam secukupnya lalu ditelan, buah dimakan sebagai obat sariawan.
- Menetralkan racun singkong: 60 – 90 gram daun atau akar digodok, lalu diminum.
8. Cengkeh (Egunia aromatika (L))
Kegunaan :
- Sakit perut, mulas dan mual: cara penanggulangannnya adalah 10 tetes minyak cengkeh seduh dengan ¼ cangkir air panas ditambahkan dengan 1 sendok makan madu, aduk sampai rata, selagi hangat minum 2 kali sehari.
- Muntah karena lambung dingin, mual dan amandel: Beberapa butir cengkeh diseduh diminum sebagai teh.
- Sakit gigi: 10 biji cengkeh disangrai hingga hangus kemudian giling, kemudian masukan ke dalam lubang gigi yang sakit tutup dengan kapas.
9. Ketimun (Cucumus sativus L.)
Kegunaan :
- Tekanan darah tinggi: 2 buah ketimun di parut kemudian di peras air perasan tersebut di minum.
- Demam: ketimun dicuci kemudian di parut, hasil parutan di kompreskan di atas perut.
10. Kunyit (Curcuma Longa Linn).
Kegunaan :
- Demam, pilek dan hidung tersumbat: 20 gr rimpang segar, cuci, parut dan tambahkan ½ gls air matang kemudian di aduk dan di peras dengan sepotong kain, air perasan tersebut di minum 2 kali sehari, atau ambil sepotong kunyit, iris secukupnya , rebus dengan 1 gelas air sampai mendidih uapnya dihirup melalui lubang hidung yang tersumbat.
11. Lengkuas (Alpina galanga (L) Willd)
Kegunaan :
Menghilangkan Rasa dingin, Kembung, muntah, mual, diare, kurang napsu makan: 3 – 6 gr lengkuas direbus, kemudian airnya diminum.
12. Bakung putih (Ctinum aciaticum L.)
Kegunaan :
- Sakit gigi: akar bakung digiling, lalu ditempelkan pada bagian yang sakiit, atau akar direbus dengan air bersih hingga mendidih lalu air hasil rebusan dikumur lalu dibuang.
- Keseleo: Daun bakung dihangatkan di atas api kecil hingga layu kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit.
- Bisul, radang kulit bernanah, bengkak: Daun dan bunga dicuci dan dihaluskan kemudian ditambahkan sedikit madu, kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit.
- Luka karena benda beracun: Umbi bakung dicuci kemudian dihaluskan, ditempelkan pada bagian yang luka.
- Mengatasi buang air yang tidak lancar: daun diolesi dengan minyak kelapa lalu ditempelkan pada daerah kandung kemih.
- Luka akibat benda beracun, digigit ular: 5 – 10 gr umbi dicuci, dihaluskan, disaring kemudian airnya diminum dan ampasnya ditempelkan pada bagian yang luka kemudian dibalutkan.
Catatan: Tumbuhan bakung mengandung racun, terutama dibagian umbinya, gunakan secara hati-hati.
13. Begonia (Begonia sp.)
Kegunaan :
Sakit tenggorokan: 15 gr umbi begonia dicuci kemudian diiris-iris, tambahkan 300 cc air lalu dihaluskan, air tersebut dipakai untuk kumur-kumur.
14. Bugenfil (Bougainvilaea glabra Chaicy)
Kegunaan :
Bisul: dengan cara bunga bugenfil dan daun cocor bebek, dibersihkan kemudian dihaluskan dan ditempelkan pada bagian yang sakit.
15. Bunga Matahari (Helianthius annus L)
Kegunaan :
- Sakit gigi: 60 gr dasar bunga + 5 gr jahe di rebus dengan 600 cc hingga menjadi 300 cc, kemudian disaring, lalu diminum selagi hangat.
- Sakit perut saat datang haid: 30 gr bagian dasar bunga matahari + gula merah secukupnya direbus dengan air secukupnya, disaring lalu air tersebut diminum.
16. Bunga Tasbih (Canna Indica)
Kegunaan :
- Luka berdarah: radang kulit bernanah, jerawat: akar atau rimpang segar bunga tasbih secukupnya dihaluskan kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit.
- Ambein: 30 – 60 gr, akar rimpang direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring kemudian diminum.
17. Bungur (Lagerstromia indica L)
Kegunaan :
- Migrain atau sakit kepala sebelah: 30 gr daun dan akar dimasak bersama 60 gr daging sapi lalu dimakan
- Sakit gigi: 15 gr akar bungur dimasak bersama dengan daging ayam atau sapi hingga matang lalu dimakan.
18. Kembang merak (Caesalpina pulcherrima (L))
Kegunaan :
- Luka terpukul: Bunga dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian yang sakit.
- Penyakit kulit: Daun dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian yang sakit.
- Sariawan: Daun kembang merak direbus hingga mendidih, disaring airnya dipakai berkumur-kumur.
- Perut kembung: Daun + alang-alang + bawang putih ditumbuk halus lalu dibalurkan pada perut yang kembung
- Panas: Bunga kembang merak direbus lalu disaring dan diminum.
- Diare akut: Kulit batang ditumbuk halus, diseduh dengan 100 cc air lalu diminum hangat-hangat.
Catatan : Wanita hamil di larang minum obat ini.
19. Kembang pukul empat (Mirabilis jalapa L)
Kegunaan :
- Bisul: daunnya dihaluskan ditambahkan sedikit garam dan ditempelkan pada bisul dan dibalutkan kain kasa.
- Jerawat: Buahnya dibuat zat tepung dan ditambahkan air secukupnya lalu diolesi muka yang berjerawat.
- Koreng, luka terpukul, eksim: Tumbuhan segar secukupnya dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian yang sakit atau direbus dengan air secukupnya, digunakan untuk mencuci bagian yang sakit.
- Amandel, radang tenggorokan: akar kembang pukul empat dibersihkan kemudian dijus, lalu airnya diminum.
20. Tomat (Lycopersicon esculentum)
Keguanan :
- Kulit terbakar sinar matahari: Daun muda setelah dicuci bersih, diremas, dibalutkan ke kulit yang terbakar.
- Demam: 3 buah tomat masak dicuci dan dipotong-potong, diremas dengan ½ cangkir air masak dan 1 sendok makan madu, peras dan saring lalu diminum 3 kali sehari.
21. Melati (Jasminum sambac)
Kegunaan :
- Luka, patah tulang, keseleo: Akar melati secukupnya dicuci dan dihaluskan lalu dimasak, kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit dan dibalutkan dengan kain kasa.
- Susah tidur (Insomnia): 1 – 1,5 gr akar dicuci bersih, digiling tambahkan air masak secukupnya, saring kemudian diminum.
- Radang mata merah: Bagian bunga dicuci bersih lalu digodok sebagian air diminum dan sebagian lagi untuk mencuci mata.
- Bengkak akibat gigitan binatang: Daun atau bunga secukupnya dicuci, digiling halus, tempel ke tempat yang sakit.
- Demam, sakit kepala: 10 gr daun dan 10 bunga melati, diremas-remas, direndam dengan air secukupnya air tersebut digunakan untuk mengompres.atau akarnya dilumatkan dan ditempelkan pada dahi.
- Cacingan: 15 gr akar + 1 pilah daun pepaya direbus dengan 600 cc air rebus hingga air menjadi 300 cc lalu disaring, air saringan diminum hangat-hangat..
- Sesak napas: 10 lembar daun melati direbus dengan 600 cc air rebus hingga mendidih, tunggu hingga air rebusan menjadi 300 cc kemudian beri dengan garam secukupnya, saring dan minum 2x sehari sebanyak 150 cc.
Catatan: wanita hamil dan dalam kondisi lemah dilarang menkomsumsi obat ini.
22. Widuri (Calotropis gigantea).
Kegunaan :
- Gigi rusak: Getah widuri 3 – 4 tetes dengan kapas dan dilumurkan pada gigi yang rusak dan jangan sampai kena gigi yang sehat.
- Kutil: Getah widuri + kapur sirih diolesi pada kutil 2 –3 kali sehari.
- Eksim: Getah dioleskan 2 – 3 kali sehari.
23. Alang-alang (Imperata cylindrica)
Kegunaan :
- Muntah darah, mimisan: 30 –60 gr akar segar yang telah dibersihkan, dipotong-potong lalu digodok dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas, minum setelah dingin.
24. Bayam duri (Amaranthus spinosus)
Kegunaan :
- Sakit kerongkongan: 45 gr akar segar dicuci bersih, digodok, minum.
- Demam: 1 genggam daun segar dicuci, digiling halus dan ditambahkan air secukupnya dan dikompreskan pada dahi.
25. Belimbing manis (Averrhoa carambola)
Kegunaan :
- Influenza, sakit tenggorokan: 90 – 120 gr buah belimbing segar diparut, air perasannya diminum, atau buahnya dimakan.
- Bisul: daun segar secukupnya dicuci, digiling, diaduk dengan air cucian beras, sampai menjadi adonan seperti bubur, tempelkan ke tempat yang sakit lalu dibalut.
- Malaria: 15 –24 gr Bunga kering diseduh dengamn air yang mendidih, diminum 2 kali sehari.
26. Cabe rawit (Capsicum frutescons)
Kegunaan :
- Sakit perut: Daun muda digiling halus lalu dicampurkan dengan sedikit kapur sirih dibalurkan pada perut yang sakit.
- Frostbite: kulit cabe ditempelkan pada bagian yang sakit.
27. Sambiloto (Andrographis pariculata)
Kegunaan :
- Batuk rejan: 3 lembar daun diseduh dengan air panas, dicampur dengan madu secukupnya minum sehari 3 kali.
- Sakit gigi, infeksi telinga tengah, hidung berlendir: 9 – 15 gr herba segar digodok dan diminum atau dilumatkan dan diperas airnya untuk tetes telinga.
- Digigit ular berbisa: Daun segar dilumatkan diaduk dengan tembakau (rokok) diturapkan pada tempat yang luka, 9 –15 gr daun segar, digodok,diminum.
- Demam: Tumbuk segenggam daunnya dan 1 sloki air bersih, disaring, diminum daun segar sambiloto untuk mengompres badan yang panas.
28. Jambu biji (Psidium guajava)
Kegunaan :
- Diare: 3 lembar daun jambu biji mudah dikunyah dengan sedikit garam kemudian ditelan, dikonsumsi 2 kali sehari, atau ditumbuk dengan ½ cangkir air, kemudian diperas lalu diminum.
- Luka berdarah: Daun segar dilumatkan tempelkan pada bagian yang sakit.
29. Jarak pagar (Jatropha capcar)
Kegunaan :
- Gatal-gatal, eksema: Daun dipanaskan diatas api sampai lemas,diremas untuk pemakaian setempat.
- Jatuh, terpukul, bengkak: Daun segar dicuci bersih, kemudian diremukkan tempelkan pada bagian yang sakit.
- Sakit gigi: Petik setangkai daun, getahnya diambil lalu dimasukkan pada lubang gigi yang saki.
30. Kangkung (Ipomoer aquabiza)
Kegunaan :
- Keracunan makanan: 500 – 1000 gr kangkung segar cuci kemudian bilas dengan air matang, tumbuk lalu diperas airnya, kemudian diminum.
- Mimisan: 50 gr kankung segar dicuci bersih kemudian ditambah gula secukupnya, digiling halus kemudian diseduh dengan air panas setelah dingin disaring kemudian diminum.
- Susah tidur, sembelit: Batang dan daun direbus dan dimakan sebagai lalap atau ditumis.
- Badan lemah (Neurasthenia): Kangkung segar 1/3 genggam daun, ¼ genggam akar, dicuci ditumbuk halus tambhakan ½ cangkir air masak dan 1 sendok madu diperas, disaring minum 3 kali sehari.
- Digigit ular: kangkung segar dicuci, ditumbuk halus, diperas airnya sampai terkumpul ½ mangkuk diminum bersama arak, ampasnya dibubuhkan pada tempat yang sakit.
- Digigit lipan: Kangkung segar, setelah dicuci ditambahkan garam secukupnya digiling hingga halus, dibubuhkan pada tempat yang sakit, lalu dibalutkan.
31. Pacing (Costus speciosus)
Kegunaan :
- Digigit ular: Satu batang paling seutuhnya dicuci lalu ditumbuk halus, beri air garam ampasnya untuk menurap luka gigitan ular lalu dibalutkan sehari 2 kali.
- Radang mata: 3 jari batang paling cuci ditumbuk, peras dan saring airnya untuk ditetesi pada mata yang sakit, 3 – 4 kali perhari sebanyak 2 tetes.
32. Pohon Sig Sag (Pedilanthus tithymaloides)
Kegunaan :
- Borok, koreng, luka berdarah: Tanaman segar dicuci bersih, digiling bubuhi ke tempat yang sakit
- Gigitan lipan atau kelabang, bengkak terpukul: Tanaman dilumatkan dan dibubuhkan ke tempat yang sakit.
33. Pule pandak (Ranfolvia serpentina)
Kegunaan :
- Sakit kerongkongan: Akar secukupnya di iris tipis-tipis akar tersebut dihisap seperti permen
- Sakit kepala, susah tidur, pusing, demam, radang kantung empedu, luka terpukul, kurang napsu makan, sakit perut: 10 -15 gr akar digodok diminum.
- Demam influenza : 25 gram daun digodok diminum
- Luka terpukul atau digigit ular: Daun segar dilumatkan,dibubuhkan pada tempat yang sakit.
- Luka berdarah: Daun muda secukupnya ditumbuk dan dibubuhi pada tempat yang sakit.
34. Rumput bambu (Lophatherum gracile)
Kegunaan :
- Demam, gelisah, haus: 10-15 gr daun atau akar dicuci bersih, lalu digodok, minum setelah dingin .
- Demam, haus, air kemih sedikit termasuk infeksi akut pada saluran kemih: 3 – 9 gr daun dan batang dicuci bersih lalu digodok dan diminum sebagai teh.
- Bisul pada kelopak mata (hordeolum), dan luka pada selaput bening mata: Batang dan daun dicuci bersih, dibilas dengan air matang, ditumbuk halus lalu diperas, air perasan dipakai sebagai obat tetes.
35. Srikaya (Annona squamosa L.)
Kegunaan :
- Borok, bisul yang keras: daun secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus sampai menjadi bubur, tambahkan sedikit garam, dipakai untuk menurap bagian yang sakit. Air godokan daunnya digunakan untuk mencuci luka dn borok.
- Tiba-tiba pingsan, menenangkan pada gangguan histeris: Daun secukupnya setelah dicuci bersih, lalu diremas atau ditumbuk halus, penderita menghirup bau remasan atau air perasan daun tersebut.
- Obat luka: Daun secukupnya digodok, airnya untuk mencuci luka.
36. Suruhan (Piperomis pellucida)
Kegunaan :
- Sakit kepala: seluruh tumbuhan dilumatkan, ditempelkan ke tempat yang sakit.
- Sakit perut: 30 gr herb segar setelah dicuci ditumbuk halus, air perasannya diminum.

sumber